REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jerman memiliki populasi Muslim terbesar di Eropa setelah Prancis. Lebih dari empat juta Muslimin tinggal di negara republik federasi tersebut. Angka tersebut mengambil persentase sekitar lima persen dari total penduduk 82 juta jiwa. Minoritas, tapi Islam agama terbesar ketiga setelah dua agama Eropa, Protestan dan Katolik.
Menurut laman Euro Islam, komposisi Muslim di Jerman didominasi oleh para imigran. Hampir 80 persen Muslimin di sana tak memiliki kewarganegaraan Jerman. Hanya sekitar 608 ribu yang tercatat sebagai warga negara Jerman, ditambah sekitar 100 ribu para mualaf warga Jerman.
Awal mula Islam datang memang berasal dari para buruh migran. Mereka yang sebagian besar datang dari Turki bekerja sekian lama di Jerman. Namun, saat pekerjaan usai, setengah dari mereka tinggal, bahkan membawa anak dan istri. Mereka pun kemudian menetap di kawasan industri, seperti Berlin, Cologne, Frankfurt, Stuttgart, Dortmund, Essen, Duisburg, Munich, Nurnberg, Darmstadt dan Goppingen, dan Hamburg.
Dari sekian banyak kota komunitas Muslim awal tersebut, Hamburg-lah yang paling terdepan dalam toleransi beragama. Kota terbesar kedua Jerman tersebut bahkan pada tahun lalu telah mengakui Islam sebagai agama dan memberikan hak bagi Muslimin sebagai penganut agama. Islam memiliki tempat sebagaimana agama lain di salah satu kota paling makmur di Eropa tersebut.
Jumlah Muslimin di Kota Hamburg mencapai sekitar 120 ribu jiwa. Namun, menurut Gatestone Institute, jumlah Muslimin Hamburg mencapai 200 ribu jiwa. Mereka hidup tenang dan nyaman di bekas kota imperial kekaisaran Romawi tersebut. Tak ada larangan umum penggunaan jilbab kecuali bagi guru. Penjagalan hewan halal pun diizinkan dengan beberapa prasyarat.
Dalam hal ibadah, mereka pun memiliki beberapa masjid yang layak. Terdapat pula sebuah Islamic Center Hamburg yang menjadi salah satu masjid Syiah tertua di Eropa. The Islamic Centre Hamburg (Jerman: Islamisches Zentrum Hamburg) berdiri di akhir 1950-an dan hingga kini menjadi salah satu pusat Syiah di dunia Barat .
Kendati dapat hidup nyaman, Muslimin Hamburg tak banyak mendapat hak seperti penganut agama lain. Mereka selalu menjadi minoritas dengan isu Islamofobia yang merambah di Barat. Tak sedikit konflik yang bermunculan antara masyarakat umum dan komunitas Muslim. Kondisi Muslim Hamburg tersebut pun mulai berubah ketika pemerintah setempat memberikan pengakuan atas Islam.
Disarikan dari Islam Digest Republika