REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua umum Al Irsyad Al Islamiyyah, Abdullah Zaidi, mengatakan, saat ini sekolah-sekolah umum sedang mengalami krisis guru agama hingga mencapai 21 ribu lebih. Karena itu, Al Irsyad mendesak Kemenag untuk menghidupkan kembali program pendidikan guru agama (PGA) yang kini telah dibubarkan.
Menurut Abdullah, sejatinya masalah kekurangan guru tersebut sudah lama dirasakan, tidak hanya oleh sekolah swasta Islam tapi juga dirasakan sekolah negeri. Namun, kata dia, dulu masih ada program pemerintah yang mencetak guru-guru agama, sehingga kekurangan guru tersebut masih dapat teratasi.
“Tapi sudah lama ini sekolah khusus guru-guru agama ini tidak menjadi perhatian, sehingga dengan berkembangnya sekolah di seluruh Indonesia ini pasti akan menimbulkan krisis kekurangan guru-guru agama. Nah ini selebihnya harus menjadi perhatian pemerintah,” ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Senin (10/7).
Abdullah menuturkan, sejak program PGA tersebut dihapus, kekurangan guru agama di sekolah semakin membengkak. Karena itu, Kemenag harus berinisiatif untuk membuat program sekolah guru agama itu lagi, tentu dengan melakukan koordinasi dengan Ormas atau pun lembaga pendidikan yang ada.
“Dulu kan ada Pendidikan guru agama negeri. Kemudian itu dihapus. Nah, kalau ini tidak menjadi perhatian pemerintah, ke depan ini akan lebih dirasakan kesulitan itu. Paling tidak, dari kementerian agama lah harus mengambil inisiatif ini,” ucap Abdullah.
Selain itu, dia menambahkan, animo masyarakat dalam bidang pendidikan sekarang ini juga semakin besar, sehingga sekolah-sekolah Islam pun terkadang tidak mampu menampung murid-murid. Pasalnya, sarana dan prasarana di sekolah islam sudah banyak yang tidak memadai.
“Nah ini juga semestinya pemerintah juga harus duduk bersama kemudian memikirkan langkah-langkah ke depan, kalau ini tidak dimulai krisis ini akan tambah besar,” kata Abdullah.