REPUBLIKA.CO.ID,CIREBON--Melalui Bank Sampah, Rumah Zakat mengubah wilayah kampung Kesunean Selatan RW 09, Kelurahan Kasepuhan, Cirebon yang awalnya daerah kumuh menjadi juara lingkungan selama dua tahun berturut-turut. Wilayah ini berhasil mendapatkan penghargaan dan menjadi wilayah percontohan untuk wilayah lain di Cirebon. “Ini hal yang tidak pernah dipikirkan sebelumnya. Padahal dulu saya sudah hampir putus asa dengan lingkungan yang kotor,” ungkap Pepep, ketua RW 09 dalam siaran pers yang diterima Republika, Senin (10/7).
Tantangan awal yang dihadapi saat memulai program Bank Sampah adalah kebiasaan warga membuang sampah ke laut dan pinggir sungai. Menurut Pepep, warga di wilayah pesisir seperti Kasepuhan ini memang terbiasa membuang sampah ke laut untuk membuat tanah timbul, bukan hanya sampah sendiri, jika kurang mereka pasti beli sampah dari luar. Mulanya dijadikan empang, setelah itu diurug lagi dengan sampah untuk dijadikan rumah. “Berbagai carapun mulai kami tempuh untuk meyakinkan warga betapa kebersihan lingkungan itu penting. Edukasi tentang bank sampah masih terus berjalan hingga saat ini. Dari yang sifatnya masal seperti penyuluhan kepada warga hingga yang personal seperti ngajakin satu-satu, masih terus dilakukan,” ungkap Yusuf, Fasilitator Desa Berdaya Kasepuhan.
Dengan kegigihan dan kerja keras dari berbagai pihak, tahun 2016 Kp. Kesunean Selatan RW 09 menjadi wilayah yang mendapatkan penghargaan untuk mengikuti Program Kampung Iklim tingkat Provinsi Jawa Barat. Karena telah berhasil mengubah wilayah yang awalnya kumuh menjadi juara kebersihan bahkan hingga tingkat kota, Bank Sampah Mekar Berseri Kesunean pun mendapatkan bantuan dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Cirebon berupa motor untuk mengangkut sampah serta mesin pencacah untuk komposting. “Alhamdulillah banyak yang mau membantu program Bank Sampah ini agar semakin berkembang. Selain dari dinas, pihak posyandu juga mau turut andil dalam penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),” seru Yusuf.