REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Badan Amil Zakat Nasional Arifin Purwakananta mengatakan, penerimaan zakat pada bulan Ramadhan meningkat 45 persendari tahun lalu sebesar Rp 42,312 miliar. Sedangkan tahun lalu hanya Rp 29,321 triliun.
"Kenaikan yang cukup tajam ini didorong oleh peningkatan kinerja Baznas dalam kampanye berzakat melalui Baznas," kata dia kepada Republika.co.id, Rabu (5/7).
Selain itu, Baznas juga membuat inovasi layanan berzakat dengan kemudahan. Masyarakat dapat membayar zakat melalui delapan situs e commerce dan dua situs donasi online. Penggunaan media digital ini cukup efektif dalam meningkatkan pemasukan zakat.
Kedua, kepercayaan masyarakat yang meningkat kepada lembaga penyalur zakat baik Baznas, Laznas maupun LAZ. Naiknya ekonomi kelas menengah muslim perkotaan turut mendorong peningkatan pendapatan zakat di bulan Ramadhan.
"Apalagi pasar kita adalah muzakki Muslim yang kini semakin berkembang dengan adanya perusahaan halal, baik makanan maupun kosmetik. Terbukti, dengan kenaikan ekonomi halal indonesia yang tumbuh berkali-kali lipat dibanding ekonomi Indonesia secara keseluruhan yang hanya lima persen," ujar dia.
Tidak hanya di Jakarta, muzakki Baznas juga tersebar di kota-kota besar wilayah lain. Meskipun memang belum merata hingga seluruh Indonesia.
Dalam penyalurannya, Baznas tak hanya memberikan kepada mustahik untuk konsumsi saja. Arifin mengatakan, jika hanya sekadar konsumsi maka, mustahik tidak akan bangkit dari kemiskinan dan hanya terus menerima sumbangan.
"Baznas membuat program agar penyaluran zakat menjadi kegiatan strategis dan berdaya. Sehingga dapat memutus rantai kemiskinan," katanya.
Salah satu program yang dibuat Baznas adalah melahirkan satu sarjana di setiap satu keluarga miskin. Kata dia, dalam satu keluarga ada satu orang yang memiliki kehidupan yang baik, sehingga dapat membantu ekonomi keluarga dengan bekerja.
Setelah mereka bangkit dari kemiskinan, banyak di antara mereka yang masih rentan terutama jika menderita penyakit. Ketika mereka bebas dari kemiskinan, tetapi jatuh sakit mereka akan kembali miskin karena menghabiskan biaya cukup besar, tak hanya untuk biaya berobat tetapi biaya untuk kehidupan keluarga yang tidak bekerja. "Sehingga Baznas membuat rumah sehat untuk mereka yang rentan miskin," ucapnya.
Begitu juga untuk korban bencana alam, Baznas memang tidak memberikan bantuan konsumsi. Namun, membantu untuk memperbaikivalat produksi korban bencana agar mereka segera produktif bekerja kembali.
"Bagi mereka yang berdagang, dibantu untuk modal berdagang. Begitu juga mereka yang bertani diberikan alat pertanian dan dukungan modal untuk bibit dan lahan," ujarnya.
Arifin menargetkan, tahun ini, mustahik yang mendapat bantuan dapat meningkatkan pendapatannya 27 persen dari pendapatan sebelumnya secara nasional. Menurut dia, bantuan yang berasal dari zakat dinilai cukup efektif dan dapat berputar dibandingkan memberikan kredit.