REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Penyandang disabilitas dinilai kerap menjadi aib dalam pranata keluarga di pelosok desa di Kabupaten Pandeglang Banten.
Difabel seringkali disembunyikan oleh keluarga, tidak boleh keluar rumah dan semua kebutuhan kehidupan sehari-hari, seperti mandi dan makan sangat tergantung kepada anggota keluarga.
Menurut Direktur Lembaga Amil Zakat Harapan Dhuafa (LAZ Harfa) Indah Prihanande, program bantuan kepada penyandang disabilitas di Pandeglang terus dilakukan. LAZ Harfa, salah satu badan amil zakat, sudah enam tahun berjalan mengadvokasi masyarakat difabel hingga mandiri.
"Yang kita kuatkan adalah bagaimana mereka terbangun mentalitasnya dan mampu kuat secara ekonomi, maka dari itu yang kita lakukan adalah memberikan edukasi kepada keluarga yang memiliki orang-orang istemewa itu untuk membuka pintu kemandirian mereka dengan tidak mengangap remeh peran mereka" ujarnya dalam keterangan tertulis kepada Republika.co.id, kemarin.
Saat ini, kata ia, bantuan baik tenaga maupun alat bantu penyandang difabilitas agar dapat beraktivitas normal semakin bertambah animo dari para donatur. Saat awal, LAZ Harfa, yang melakukan advokasi sempat mendapatkan penolakan dari aparatur desa maupun anggota keluarga.
Ibu Sani, yang berdomisili di Gunung Sunda Pandeglang merupakan salah satu binaan LAZ Harfa yang mendapatkan program bantuan alat bantu kaki palsu, setelah bertahun-tahun untuk berjalan saja sangat sulit.
"Saat ini Alhamdulilah sudah bisa beraktivitas normal, memiliki harapan dan semangat hidup yang mampu mengalahkan orang normal sekalipun," ujarnya.
Sani menambahkan dalam Ramadhan kali ini semoga Allah memberikan banyak kemudahan dalam beribadah.