REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Menteri Luar Negeri Austria, Sebastian Kurz, mengaku ingin menutup taman kanak-kanak Muslim yang dianggap mengisolasi anak-anak imigran. Hal itu disampaikan dalam sebuah wawancara dengan surat kabar lokal. "Tentu saja, kita tidak membutuhkannya, seharusnya tidak ada taman kanak-kanak Islam," kata Kurz kepada Kurier seperti dilansir Sputnik, Sabtu (24/6).
Padahal, menutur korban Kurier, tidak kurang 10.000 anak-anak keturunan Arab dan Checnya pasti mengikuti prasekolah atau taman kanak-kanak Islam. Bahkan, Kurier menekankan kalau angka itu baru terhitung di Wina saja, belum daerah lain.
Kurz menuduh, taman kanak-kanak Islam mengisolasi anak-anak secara linguistik dan budaya, tapi operasional mereka dibiayai dari uang pajak. Ia menuturkan, penutupan bertujuan meningkatkan kriteria dari kemahiran bahasa, yang dianggap kunci keberhaslan integrasi.
Ia menekankan, pihak berwenang Austria telah berusaha keras mengintegrasikan para imigran, termasuk mengajarinya bahasa Jerman dan nilai-nilai lokal. Menurut Kurz, langkah itu dilakukan usai Austria mulai menerima pengungsi dari Italia dan Yunani.