Sabtu 17 Jun 2017 14:08 WIB
Berat 315 Kg dan Daya Tahan 150 Tahun

Presiden Tulis Huruf Ba pada Kalimat Basmalah Alquran Akbar

Penulis menyelesaikan pembuatan Alquran Akbar (Ilustrasi)
Foto: Antara/Anis Efizudin
Penulis menyelesaikan pembuatan Alquran Akbar (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja Pondok Pesantren Asy'ariyyah, Kalibeber, Mojotengah, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. Dalam kesempatan itu, Presiden menuliskan huruf Ba pada kalimat Basmallah Alquran Akbar.

Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin dalam rilisnya, Jumat (16/7) menyebutkan, bahwa penulisan Alquran Akbar akan ditulis Hayatudi. Menurut Bey, Alquran yang akan ditulis memiliki spesifikasi ukuran panjang 200 sentimeter x lebar 150 sentimeter dan menggunakan kertas HVS pesanan khusus.

"Tebal Alquran Akbar adalah 315 lembar atau 25 sentimeter dan beratnya 315 kg. Lama proses penulisan selama 24 bulan (dua tahun)," ujarnya.

"Ornamer dari Alquran Akbar ini adalah Anas Makruf dan jenis tulisan yang digunakan Khot Naskhi untuk isi Alquran serta Khot Tsuluts untuk nama-nama surat," lanjutnya.

Metode Penulisan Alquran Akbar ini, lanjut Bey, menggunakan alat tulis tradisional berupa bambu yang diruncingkan. Proses penulisannya juga dilakukan penulis dalam keadaan suci dan berpuasa. "Daya tahan Alquran Akbar ini adalah 150 tahun," ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Presiden Joko Widodo mengajak, masyarakat khususnya para santri untuk mensyukuri anugerah Allah SWT, salah satunya dengan menghargai keberagaman suku, agama, budaya, dan bahasa yang dimiliki Indonesia.

"Saya ingin ingatkan bahwa negara kita Indonesia adalah negara besar, negara besar. Kita tahu semuanya bahwa kita memiliki 17 ribu pulau, 516 kabupaten/kota, 34 provinsi, 714 suku yang beragam, serta miliki 1.100 bahasa lokal yang berbeda-beda," ungkapnya.

Presiden mengajak masyarakat untuk ikut membantu pemerintah menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Hal ini disampaikan Presiden, mengingat banyak ujaran kebencian yang disampaikan di media sosial. "Tapi itu bukan santri-santri Ponpes. Itu yang lain. Saya tahu santri-santri di sini," kata Presiden. Turut mendampingi Presiden dalam acara tersebut di antaranya, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

sumber : kemenag.go.id
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement