REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla (JK) menerangkan pentingnya peranan ulama dan umara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini disampaikannya saat memberikan kultum di Masjid Agung Sunda Kelapa menjelang shalat Tarawih, pada Kamis (5/1).
"Rasulullah pernah bersabda, ada dua golongan yang ada di kalangan umat kita, apabila dia baik maka baiklah, apabila keduanya rusak maka rusaklah masyarakat," kata JK saat memberikan kultum bertema Urgensi Hubungan Ulama dan Umara di Masjid Agung Sunda Kelapa, Kamis (1/6).
JK menerangkan, hadis tersebut menggambarkan betapa pentingnya peranan ulama dan umara. Ulama adalah orang yang berilmu. Bagi umat Islam ulama adalah orang yang berilmu agama yang baik. Apabila berbicara tentang ulama, tentu berbicara tentang peranan para ulama dalam pengembangan dan menjaga keagamaan serta umat.
Sedangkan umara, diartikan sebagai pemimpin atau raja. Itu yang dimaksud bagaimana hubungan yang baik antara ulama dan umara. "Kalau keduanya baik maka baiklah masyarakat kita, apabila rusak, maka rusaklah masyarakat kita," ujarnya.
Dikatakan JK, ulama di Indonesia diartikan dalam bahasa yang berbeda-beda. Di Aceh disebut abu, di Padang disebut buya, di Jawa Barat disebut ajengan, di Jawa disebut kiai, di Nusa Tenggara Barat disebut tuan guru. Artinya tetap ulama sebagai orang yang berilmu.
Sebab, hanya orang yang berilmu yang dapat menjadi guru. Kemudian, yang di maksud umara, yaitu presiden, menteri, gubernur, bupati dan semua pemimpin. "Jadi keduanya mempunyai peran yang penting dalam dunia ini," ujarnya.
JK juga mengungkapkan, rasa syukurnya di bulan Ramadhan. Sebab, saat Ramadhan masjid-masjid di Indonesia yang jumlahnya sangat banyak aktif melaksanakan tarawih. Dikatakan dia, bandingkan masjid yang ada di Suriah, Irak, Libia dan Afghanistan. Kalau mereka dapat menjalankan tarawih Alhamdulillah, tapi sebagian besar warganya ketakutan. Rumah mereka di bom dan berkelahi satu sama lain. "Kenapa itu terjadi, tentu ulama dan umara ada masalah," ujarnya.
Di Suriah, presidennya diktator, memerintah dengan segala macam kekuasaan dan memenjarakan orang-orang. Di Irak juga sama saat zaman Saddam Hussein. Di Afghanistan, Libia dan Mesir juga hampir sama kejadiannya. Konflik hampir terjadi di negara-negara Islam yang ada di Timur Tengah.
"Hanya Indonesia, Malaysia, Brunei di Asia Tenggara ini Alhamdulillah, tidak seperti apa yang terjadi di banyak negara di Timur Tengah," ujarnya.
JK menerangkan, artinya ulama dan umara harus baik. Sebab, kalau tidak baik akan membuat pincang kehidupan. JK pun mengajak dan mengimbau semua jamaah untuk mengikuti petunjuk ulama yang baik.