Kamis 01 Jun 2017 08:31 WIB

Ketangkasan untuk Kejayaan

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agung Sasongko
Lomba panahan (ilustrasi)
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Lomba panahan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Olahraga menjadi bagian tak terlepaskan dalam sejarah peradaban Islam setelah Rasulullah SAW wafat. Samsul Nizar dalam bukunya Sejarah Pendididkan Islam/ mengungkapkan  pada masa Khulafaur Rasyidun, terutama pada zaman Umar bin Khattab,  olahraga menjadi bagian kurikulum pendidikan. Selain membaca, menulis,  memahami Islam dan Alquran, keterampilan berenang, mengendarai hewan,  dan memanah juga menjadi perhatian.

Stewart Gordon dalam “The Game of Kings” menguraikan tentang penyebaran  permainan catur di kalangan umat Islam. Pada masa kejayaan Dinasti  Abbasiyah, Baghdad menjadi ibu kota pada 750 M dan menjadi pusat ilmu  pengetahuan dan seni.

Penguasa pada masa itu mengundang para ilmuwan dari Timur Tengah, Asia  Tengah, Mesir, dan India ke Baghdad. Permainan catur dari Persia dan Asia  Tengah juga ikut dalam perpindahan itu. Bahkan, pertandingan catur pun  diadakan di seantero wilayah kekuasaan Islam.

Pada masa itu pun sudah ada master catur, seperti al-Adli, al-Razi, al-Lajlaj,  dan al-Suli, yang terkenal pada antara abad ke-9 hingga abad ke-12.  Harun al-Rashid dan putranya, al-Amin, juga dikenal sebagai pemain cantur  andal. Harun al-Rashid dikabarkan menggunakan catur sebagai alat untuk  melobi penguasa Byzantium, Nicephorus, pada sekitar 800 M.

Ketangkasan olahraga bersenjata, tulis Malcolm Wright dalam “Who Wrote the  First ‘Useful’ Archery Manual?” juga menjadi syarat penting bagi pasukan  pertahanan umat Muslim. Pada zaman Dinasti Mamluk (1250-1517M),  seorang prajurit pasukan Mamluk harus bisa melesatkan tiga panah dalam  waktu 1,5 detik.

Buku manual pertama tentang memanah ditulis oleh Taybugha al-Ashrafi al-Baklamishi al-Yunani pada 1368 M dengan judul Kitab Ghunyat at-Tullab fi  Ma'rifat Rami an-Nushshab atau yang kini dikenal dengan Saracen Archery  dan kini disimpan di British Library.

Hanya sedikit informasi yang bisa diketahui tentang Taybugha al-Ashrafi al-Baklamishi al-Yunani. Ia merupakan bagian pasukan Mamluk, pasukan elite  Kerajaan Mamluk di Mesir yang diambil dari budak kemudian diikutkan latihan  militer. Namun, apa yang ditulisnya menggambarkan bagaimana prajurit  Mamluk berlatih memanah dengan komprehensif.

Manuskrip lain yang juga menjelaskan tentang memanah adalah Kitab fi  bayan fadhl al-qaws wa-'l-sahm wa-awsafihima atau A Book on the  Excellence of the Bow and Arrow and the Description Thereof yang ditulis  sekitar 1500-an M, tanpa ada nama penulisnya. Manuskrip ini kini berada di  Princeton Libary.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement