REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Olahraga menjadi bagian tak terlepaskan dalam sejarah peradaban Islam setelah Rasulullah SAW wafat. Samsul Nizar dalam bukunya Sejarah Pendididkan Islam/ mengungkapkan pada masa Khulafaur Rasyidun, terutama pada zaman Umar bin Khattab, olahraga menjadi bagian kurikulum pendidikan. Selain membaca, menulis, memahami Islam dan Alquran, keterampilan berenang, mengendarai hewan, dan memanah juga menjadi perhatian.
Stewart Gordon dalam “The Game of Kings” menguraikan tentang penyebaran permainan catur di kalangan umat Islam. Pada masa kejayaan Dinasti Abbasiyah, Baghdad menjadi ibu kota pada 750 M dan menjadi pusat ilmu pengetahuan dan seni.
Penguasa pada masa itu mengundang para ilmuwan dari Timur Tengah, Asia Tengah, Mesir, dan India ke Baghdad. Permainan catur dari Persia dan Asia Tengah juga ikut dalam perpindahan itu. Bahkan, pertandingan catur pun diadakan di seantero wilayah kekuasaan Islam.
Pada masa itu pun sudah ada master catur, seperti al-Adli, al-Razi, al-Lajlaj, dan al-Suli, yang terkenal pada antara abad ke-9 hingga abad ke-12. Harun al-Rashid dan putranya, al-Amin, juga dikenal sebagai pemain cantur andal. Harun al-Rashid dikabarkan menggunakan catur sebagai alat untuk melobi penguasa Byzantium, Nicephorus, pada sekitar 800 M.
Ketangkasan olahraga bersenjata, tulis Malcolm Wright dalam “Who Wrote the First ‘Useful’ Archery Manual?” juga menjadi syarat penting bagi pasukan pertahanan umat Muslim. Pada zaman Dinasti Mamluk (1250-1517M), seorang prajurit pasukan Mamluk harus bisa melesatkan tiga panah dalam waktu 1,5 detik.
Buku manual pertama tentang memanah ditulis oleh Taybugha al-Ashrafi al-Baklamishi al-Yunani pada 1368 M dengan judul Kitab Ghunyat at-Tullab fi Ma'rifat Rami an-Nushshab atau yang kini dikenal dengan Saracen Archery dan kini disimpan di British Library.
Hanya sedikit informasi yang bisa diketahui tentang Taybugha al-Ashrafi al-Baklamishi al-Yunani. Ia merupakan bagian pasukan Mamluk, pasukan elite Kerajaan Mamluk di Mesir yang diambil dari budak kemudian diikutkan latihan militer. Namun, apa yang ditulisnya menggambarkan bagaimana prajurit Mamluk berlatih memanah dengan komprehensif.
Manuskrip lain yang juga menjelaskan tentang memanah adalah Kitab fi bayan fadhl al-qaws wa-'l-sahm wa-awsafihima atau A Book on the Excellence of the Bow and Arrow and the Description Thereof yang ditulis sekitar 1500-an M, tanpa ada nama penulisnya. Manuskrip ini kini berada di Princeton Libary.