REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Saat ini hampir 50 persen penduduk Inggris tidak beragama. Namun mereka pada puncak sekulerisme. Untuk wilayah yang paling tidak beragama adalah di sebelah tenggara Inggris, yaitu Skotlandia, dan Wales.
Biasanya orang-orang yang mengidentifikasi dirinya tidak beragama adalah remaja, berkulit putih, laki-laki, dan juga dari kalangan pekerja. Sementara London bagian dalam adalah wilayah yang paling beragama, terutama karena komunitas Muslim dan migrannya yang besar.
Ini diketahui berkat hasil analisis data dari survei Sikap Sosial Inggris tahunan dan Survei Sosial Eropa dua tahunan yang dilakukan Stephen Bullivant, seorang profesor teologi dan sosiologi agama di Universitas St Mary, Twickenham. "Munculnya non-religius bisa dibilang merupakan kisah sejarah keagamaan Inggris selama setengah abad terakhir ini," jelas Stephen Bullivantdalam pengantar laporannya, No Religion Population of Britain, seperti dikutip dari The Guardian, Ahad (14/5).
Fakta ini menggambarkan tentang Inggris dimana Kekristenan telah mengalami penurunan dramatis. Meski baru-baru ini angka-angka menunjukkan sebuah perkembangan dalam beberapa tahun terakhir. Orang yang tidak beragama dikenal sebagai "nones". Populasinya mencapai 48,6 persen di Inggris.
Anglikan berjumlah 17,1 persen, orang Katolik 8,7 persen, denominasi Kristen lainnya 17,2 persen dan agama non-Kristen 8,4 persen. Sebelumnya, antara tahun 1983 dan 2015, proporsi orang Inggris yang mengidentifikasi sebagai orang Kristen mengalami penurunan dari 55 persen menjadi 43 persen. Sementara untuk agama non-Kristen, terutama Muslim dan Hindu, mengalami kenaikan empat kali lipat.
Selain itu Bullivant juga mengidentifikasi pertumbuhan yang ditandai dalam "nonverts" seseorang yang dibawa untuk mempraktikkan agama. Namun kini mengidentifikasi tidak memiliki agama. Lebih dari enam 10 "nones" dibesarkan sebagai orang Kristen, terutama Anglikan atau Katolik.
"Melihat pola jangka panjang, pangsa penduduk tidak beragama telah menunjukkan pertumbuhan yang kuat. "Pada 2009 adalah yang pertama di mana 'nones' kalah jumlah dengan semua orang Kristen. Dengan pengecualian tunggal pada 2011, pola ini terus berlanjut. Dalam dua tahun, 2009 dan 2013, 'nones' membentuk mayoritas populasi orang dewasa Inggris," katanya.
Tapi, Bullivant mengatakan kepada Observer pertumbuhan agama tidak mungkin macet. Setelah mengalami penurunan yang konsisten, dalam beberapa tahun terakhir proporsi nones nampaknya tetap stabil. Orang yang lebih muda cenderung tidak beragama.
Sementara untuk Umat Katolik, cukup stabil. Sebagian besar berkat imigrasi dari negara-negara dengan tradisi Katolik yang kuat.
Meskipun afiliasi keagamaan menurun di Eropa barat dan Amerika Utara, tapi ada pertumbuhan yang signifikan di belahan dunia lain. Islam diperkirakan akan menjadi agama terbesar di dunia pada 2075, dan agama Kristen berkembang pesat di sub-Sahara Afrika, Amerika Latin dan Cina.