Ahad 14 May 2017 22:48 WIB

LAZNAS Chevron-Dompet Dhuafa Fasiltasi Pelatihan Pijat Bagi Difabel Netra

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: M.Iqbal
Manager Remo Dompet Dhuafa Sulistiqomah (kiri), dan Direktur Laznas Chevron Jakarta Denies Syahruddin (tengah) memberikan kasur pijat seusai pelatihan pijat penyandang tuna netra di Yayasan Raudlatul Makfufin, Tangerang Selatan, Banten, Ahad (14/5).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Manager Remo Dompet Dhuafa Sulistiqomah (kiri), dan Direktur Laznas Chevron Jakarta Denies Syahruddin (tengah) memberikan kasur pijat seusai pelatihan pijat penyandang tuna netra di Yayasan Raudlatul Makfufin, Tangerang Selatan, Banten, Ahad (14/5).

REPUBLIKA.CO.ID,TANGERANG SELATAN -- LAZNAS Cheveron dan Dompet Dhuafa memfasilitasi pelatihan pijat bagi 30 difabel netra. Pelatihan ini diharapkan bisa membantu usaha dan perkembangan usaha peserta yang ikut dalam kegiatan ini.

Sebanyak 30 difabel netra mengikuti pelatihan teknik pijat di aula Yayasan Raudlatul Makfufin, Tangerang Selatan, Banten, Jumat sampai Ahad (12/5-14/5). Pelatihan ini diselenggarakan LAZNAS karyawan Muslim Chevron bersama Dompet Dhuafa.

Selama tiga hari, para peserta mendapat pelatihan teknik-teknik dasar memijat sport massage dari mulai kaki, badan, tangan, hingga kepala. Sport massage dipilih karena teknik ini paling banyak dibutuhkan masyarakat, lebih mudah dipahami, dan dipraktikan oleh para difabel netra.

Selain itu, peserta pelatihan juga mendapat bantuan fasilitas pendukung pijat seperti ranjang pijat dan cream masaage. Pembinaan serta pendampingan juga dilakukan kepada para peserta untuk memantau perkembangan usaha pijat mereka.

Perwakilan LAZNAS Chevron, Dennis, mengungkapkan, LAZNAS Chevron adalah lembaga zakat nasional yang sumber zakatnya murni dari para pegawai Chevron. LAZNAS Chevron mempunyai dua program yang sifatnya program bantuan konsumtif dan program bantuan produktif seperti pelatihan pijat ini.

''Dengan peningkatan kemampuan ini kami harap dapat berguna untuk kehidupan para peserta. Kami juga berharap bisa bekerja sama lagi dengan Dompet Dhuafa dan yayasan lain untuk membantu memberdayakan difabel netra,'' ungkap Dennis melalui keterangan tertulis kepada Republika, Ahad (14/5).

Manager Resource Mobilization Dompet Dhuafa Sulis Istiqomah juga menyampaikan hal senada. Seperti LAZNAS Chevron, Dompet Dhuafa juga berharap pelatihan ini bisa para peserta aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. "Kami harap peserta bisa menjadi pemijat-pemijat profesional sehingga bisa kemampuannya bermanfaat untuk mencari nafkah," kata Sulis.

 

Pelatih pijat dalam pelatihan ini, Ahmad Jhoni menjelaskan, para peserta difabel netra mendapatkan materi tentang sports massage. Teknik ini adalah teknik pijat yang dipakai di dunia olahraga dan biasanya dimanfaatkan untuk memijat para atlet agar rileks guna melancarkan peredaran darah mereka sehingga kinerja anggota tubuh menjadi baik.

Sports massage biasanya hanya dilakukan di beberapa bagian anggota tubuh saja, tergantung anggota tubuh mana cedera. ''Di sini semua peserta diajarkan bagaimana menggunakan teknik sports massage dari mulai kaki, badan, tangan, hingga kepala secara menyeluruh,'' tutur Jhoni.

Ketua Yayasan Raudlatul Makfufin, Budi Santoso, mengaku senang mendapatkan pelatihan teknik pelatihan pijat sports massage. Ia sangat mengapresiasi dan berterimakasih atas terselenggaranya pelatihan ini. "Tidak semua mereka punya kemampuan memijat karena sebagian besar berprofesi sebagai tukang kerupuk," kata Budi.

Ia berharap pelatihan ini bisa meningkatkan kemampuan para difabel netra yang selama ini belum mengetahui teknik memijat. Apalagi, peserta juga mendapat perlengkapan dan peralatan pijat serta pembinaan selama enam bulan ke depan agar mereka bisa mandiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement