REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedatangan Rasulullah SAW di Madinah, mendatangkan kegembiraan dan sukacita di kalangan warga setempat dan para sahabat yang telah datang terlebih dahulu di sana.
Melihat raut wajah Rasulullah, segenap penduduk Madinah menyimpulkan bahwa Muhammad SAW adalah sosok yang jujur, dapat dipercaya, dan tak pernah berdusta.
Di tengah-tengah sambutan meriah tersebut, Rasulullah SAW untuk pertama kali di Madinah, mengeluarkan sebuah kalimat yang sangat bersejarah dan sarat pesan luhur.
Kalimat perdana tersebut, sebagaimana dinukilkan Abu Hilal al-‘Askary dalam kitabnya yang berjudul al-Awail dengan riwayat dari Abdullah bin Salam adalah sebagai berikut:
“Wahai segenap manuisia, berbagilah makanan, tebarkanlah ucapan salam, pererat tali silaturahim, dan lakukanlah shalat malam saat orang tertidur pulas, niscaya kalian akan masuk surga dengan damai.”
Tidak hanya menekankan pesan pentingnya integrasi sosial yang terkandung dalam kalimat tersebut, Rasulullah juga menerima hadiah sebagai penyambung silaturahim dari warga setempat.
Hadiah pertama yang diterima Rasul di Madinah antara lain adalah satu keranjang yang berisi roti, minyak samin, dan susu yang dihadiahkan oleh Zaid bin Tsabit.
Sa’ad bin ‘Ubadah juga memberikan hadiah kepada Rasulullah berupa satu keranjang iga dan lemak. Sementara Farwah bin Amar al-Khazami menghadiahkan penutup kepala, keledai, dan tempat senjata yang berbalut emas ke Rasulullah.
Hadiah-hadiah itu tak ada yang disimpan Rasul untuk memperkaya diri, tetap justru malah dibagi-bagi ke istri-istri beliau dan sejumlah sahabat, antara lain Abu Bakar.