REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang yang merinding bila disebut nama jin. Bahkan, terkadang diselingi dengan perasaan takut, resah, dan lain sebagainya.
Makhluk yang diciptakan Allah dari api yang menyala ini (QS ar-Rahman [55]: 15, dan al-Hijr [15]: 27), digambarkan sebagai sosok yang sangat menyeramkan. Ia memiliki tanduk, bergigi tajam, menyeringai, bermata merah, dan lain sebagainya. Itulah gambaran yang selama ini terekam dalam memori banyak orang.
Dalam Alquran dijelaskan bahwa manusia dan jin sama-sama dibebani hukum taklifi (yakni kewajiban dan larangan). Jin juga diperintahkan untuk beribadah dan hanya menyembah kepada Allah, sebagaimana manusia. Lihat surah Adz-Dzariyat [51]: 56). Jin diciptakan lebih dahulu dari penciptaan Adam yang menjadi nenek moyang manusia. Jumlah jin ini juga sangat banyak. Mereka ada yang Muslim dan ada pula yang kafir.
Seperti halnya manusia, jin juga menikah, beranak pinak, makan, minum, istirahat. Mereka memiliki jenis kelamin laki-laki dan perempuan. (QS al-Jin: 6). Rasulullah SAW menggambarkan, para jin itu terbagi tiga golongan, yakni golongan yang bisa terbang di udara, golongan ular dan anjing, serta golongan yang bermukim dan hidup berpindah-pindah.
Rupa, wajah, bentuk tubuh, dan tempat tinggalnya pun bermacam-macam. Ada jin yang seperti ular, kalajengking, dan lainnya. Tempat tinggalnya berpindah-pindah, ada yang di darat, ada pula yang di laut. Tempat yang paling disenanginya adalah laut, tempat yang kotor dan kumuh, serta di gunung-gunung. Mereka itu ada yang bertempat tinggal namun ada pula yang berpindah-pindah. Bahkan, ada yang menyerupai angin di udara, serta lainnya.
Dalam sejarahnya, jin pernah menjadi pesuruh manusia. Yakni, saat Nabi Sulaiman AS berkuasa. Ketika itu, Sulaiman menginginkan agar istana Ratu Bilqis dipindahkan dari Saba (Yaman) ke sebelah Haikal Sulaiman di Palestina. Jin Ifrit menawarkan diri bahwa dia sanggup memindahkannya dalam waktu yang singkat, yakni sebelum Nabi Sulaiman berdiri dari tempat duduknya. Namun, kemampuan Jin Ifrit ini dikalahkan oleh seorang dari golongan manusia yang alim. Lihat surah An-Naml [27]: 39-40).