Kamis 04 May 2017 08:38 WIB

Ini Kata Ketua MUI Soal Aksi Simpatik 55

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Ani Nursalikah
Ketum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin (tengah) seusai memukul tifa sebagai tanda Pembukaan Islamic Book Fair (IBF) 2017.
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Ketum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin (tengah) seusai memukul tifa sebagai tanda Pembukaan Islamic Book Fair (IBF) 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menanggapi rencana Aksi 5 Mei 2017 mendatang, Ketua MUI KH Ma'ruf Amin menilai tak masalah selama tidak anarkis. Lagi pula, ini merupakan bentuk penyampaian aspirasi.

Ketua MUI KH Ma'ruf Amin mengatakan, dari informasi yang ia dapat dari Ketua GNPF Ustaz Bahtiar Nasir, Aksi 5 Mei intinya meminta hakim persidangan kasus penistaan agama untuk independen. GNPF mengehendaki hakim punya pandangan sendiri, bisa menimbang secara jernih kasus ini, dan memerhatikan pendapat dari MUI, NU, dan Muhammadiyah.

"Kalau ketiga organisasi ini tidak diperhatikan pendapatnya, berarti mendelegitimasi lembaga yang sudah kredibel itu. Lantas, mau pakai pendapat siapa?" ungkap Kiai Ma'ruf usai membuka Islamic Book Fair di Balai Sidang Jakarta (JCC), Rabu (3/5).

Sepanjang tidak anarkis, Kiai Ma'ruf menilai Aksi 5 Mei tidak jadi soal, apalagi dilakukan di masjid. "Ini kan hanya menyampaikan aspirasi masyarakat atas proses di pengadilan," kata Kiai Ma'ruf.

Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF) akan kembali melakukan demonstrasi berjuluk Aksi Simpatik 55 pada Jumat (5/5), mendatang. Aksi tersebut merupakan tindaklanjut dari aksi-aksi sebelumnya yang menuntut agar terdakwa kasus penistaan agama, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dihukum dengan seadil-adilnya.

Dalam aksi tersebut, massa akan melakukan long march dari Masjid Istiqlal ke Kantor Mahkamah Agung RI seusai shalat Jumat. Aksi ini bertujuan memberi dukungan kepada hakim agar memutuskan perkara kasus penistaan agama dengan seadil-adilnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement