REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Ar Rahman Qur'anic Learning (AQL) Islamic Center, Ustadz Bachtiar Nasir turut mengomentari tentang ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang kerap ditentang oleh Nahdlatul Ulama dan Anshor NU. Pasalnya, selama ini, HTI dianggap ingin mendirikan sistem Khilafah di Indonesia.
Namun, menurut Ustaz Bachtiar, masing-masing pemimpin kedua ormas Islam tersebut harus bertemu untuk melakukan dialog di depan pemerintah, sehingga semua permasalahan menjadi jernih. "Usul saya, saran saya, bertemulah ketua HTI dengan GP Anshor. Membicarakan baik-baik di hadapan pemerintah, dialog baik-baik. Saya kira itu lebih banyak kesalahpahamannya. Insya Allah pintu dialog yang akan mempertemukan mereka," ujarnya saat melakukan konferensi pers terkait Aksi Simpatik 55 di Kantor AQL, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (2/5).
Ustaz Bachtiar juga mengungkapkan, bahwa selama ini banyak yang salah paham tentang HTI. Pasalnya, kata dia, selama ini HTI juga belum diberikan ruang untuk berdialog secara terbuka dengan para penentangnya. Karena itu, sekali lagi, dia mengingatkan, agar dilakukan dialog.
"Saya yakin banyak yang salah paham tentang HTI. Dan HTI juga mungkin belum diberikan ruang untuk berdialog secara terbuka dengan mereka-mereka ini. Insya Allah kalau sudah terjadi dialog sebetulnya akan ada solusi-solusi. Itu yang bisa saya katakan," kata Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) tersebut.
Seperti diketahui, baru-baru ini terjadi aksi pembubaran kajian yang diisi oleh Ustaz Felix Siauw di salah satu hotel di Malang pada Ahad (30/4) kemarin. Pembubaran tersebut dilakukan oleh Polres Malang.
Namun, pihak polisi mengaku, mendapat tekanan dari aktivis Anshor. Setelah dikonfirmasi ke pihak Anshor, ternyata pembubaran tersebut dilakukan untuk mencegah pengajaran Ustaz Felix yang dianggap sebagai kader HTI.