REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Tak terhitung upaya komunitas Muslim Amerika menjaga eksistensinya. Namun, upaya dilakukan dinilai masih bersifat defensif bukan proaktif sehingga tidak efektif.
Mantan Direktur Eksekutif Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) Dallas, Alia Salem menilai, umat Islam Amerika perlu terjun ke dunia politik guna menyuarakan aspirasinya. "Kita harus memulainya, seperti kelompok minoritas lainnya," kata dia, seperti dilansir washington post, Selasa (2/5).
Alia mengatakan, hampir setiap kelompok imigran atau minoritas harus mengatasi beberapa bentuk penindasan atau pengawasan saat berjuang untuk penerimaan dan kesetaraan. Seperti orang Amerika Italia, lanjut Alia, Yahudi Amerika, Amerika Cina dan Amerika Meksiko semuanya memiliki narasi imigran masing-masing.
Alia menjelaskan, dimana mungkin pada suatu waktu Muslim di Amerika disalahpahami atau dilecehkan, tapi diabaikan oleh Pemerintah. Lalu, ungkap Alia, muslim akan menjadi kambing hitam bagi politisi yang mendorong xenofobia orang Amerika bahwa Islam adalah terorisme yang radikal.
"Kita harus menekankan pesan bahwa Islam adalah agama damai, walau seringkali hal tersebut tidak bisa mengubah persepsi Amerika tentang iman kita," kata Alia.