REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesenjangan sosial di Indonesia hingga saat ini masih tinggi melihat gini ratio yang diungkap oleh Badan Pusat Statistik (BPS) per akhir September 2016, yaitu sebesar 0,397 poin. Jika ketimpangan pengeluaran ini terus meningkat maka dapat mengancam keamanan suatu bangsa.
Namun, anggota Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Ahmad Satori Ismail tetap meyakini kesenjangan tersebut dapat dikurangi. Asalkan, kata dia, sedekah umat terus meningkat secara tajam.
“Kalau sedekahnya meningkat secara tajam, maka pasti akan bisa untuk mengentaskan kemiskinan, asal sedekahnya semakin meningkat tajam, sehingga mengurangi kelompok miskin,” ujarnya kepada Republika.co.id, Senin (24/4).
Dengan meningkatnya sedekah dari orang kaya dia menagtakan akan menurunkan gini ratio tersebut. Sehingga ekonomi umat pun akan lebih meningkat melalui sedekah tersebut. “Maka ekonomi akan semakin bergairah, orang-orang miskin akan semakin berkurang,” ucapnya.
Sementara, Ketua badan pengurus Lazis Muhammadiyah pusat, Hilman Latif mengatakan bahwa untuk mengurangi kesenjangan sosial pemerintah harus menyediakan akses terhadap ekonomi. “Pertama kan ketersediaan akses, akses terhadap ekonomi yang saat terbatas. Nah itu yang harus diperkuat, diperbanyak,” katanya.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UMY ini menuturkan, pemerintah perlu bahu membahu dengan elemen masyarakat dan lembaga keuangan untuk memberikan akivitas ekonomi yang mandiri kepada umat, meskipun dalam skala mikro.
“Tapi itu tidak bisa kalau tidak dilakukan secara terintergrasi. Masak pemerintah banyak duitnya tadi, lah sing iso akses sopo? yang bisa bisa akses siapa? Masyarakat tidak tahu. Bahkan lembaga masyarakat sipil juga banyak yang tidak tahu. Nah ini saya kira harus sosialisasi semakin gencar,” jelas Kepala Lembaga Riset UMY tersebut.