REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alumni aksi 212 akan menggelar aksi Tamasya Al Maidah pada hari pencoblosan Pilkada DKI Jakarta pada Rabu (19/4) mendatang. Ketua Presidium Alumni 212, Ansufri ID Sambo mengatakan, bahwa aksi tersebut akan jauh lebih damai dibadingkan aksi-aksi sebelumnya.
Menurut dia, aksi tersebut dilatarbelakangi oleh Surat Al Maidah ayat 51 yang telah dinista oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), sehingga umat Islam merasa terguncang hatinya. Karena itu, kata dia, aksi tersebut meruapakan rangkaian dari aksi-aksi 411, aksi 212, dan sebagainya.
"Orang penista agama harus dihukum. Jadi, ini rangakaian aksi-aksi sebelumnya. Tapi, ini jauh lebih damai," ujar Ansufri saat menggelar konferensi pers di Masjid Al Azhar, Jakarta Selatan, Senin (17/4).
Pihaknya menamakan Tamasya Al Maidah lantaran ingin mengawal Pilkada seperti halnya orang bertamasya. "Yang namanya tamasya, orang yang berkunjung ke Jakarta untuk menyaksikan kalau Pilkada ini berlangsung dengan jujur. Karena, kami yakin kalau jujur umat Muslim pasti akan menang," ucapnya.
Ansufri mengatakan, setidaknya, nanti ada tiga tugas yang akan dilakukan oleh 100 ribuan massa aksi yang akan datang ke Jakarta. Pertama, kata dia, yaitu massa aksi akan datang ke TPS dan memantau dari jarak sekitar 20 meter, sehingga para pemilih tidak merasa terintimidasi.
"Tugas kedua adalah kalau terjadi intimidasi, kecurangan, kita soraki. Selama ini sudah terjadi, tapi dibiarkan oleh petugas TPS atau aparat. Makanya, kita datang agar aparat berani menegakkan kejujuran. Kita beri dukungan kepada aparat," katanya.
Tugas ketiga, setelah proses pencoblosan selesai dan berlangsung damai maka massa aksi akan berkumpul di Masjid Istiqlal. "Kita akan berkumpul ke Istiqlal sampai maghrib, bertakbir merayakan kemenangan umat Islam. Karena kita yakin kalau jujur, umat Islam akan menang," ujarnya.
Untuk diketahui, konferensi pers tersebut dihadiri oleh tokoh-tokoh Islam, di antaranya Tokoh Muhammadiyah Amin Rais, praktisi hukum Egy Sudjana, dan tokoh alumni 212 lainnya.