REPUBLIKA.CO.ID, Siapa pun, kalau boleh memilih saat akan dilahirkan ke dunia ini, pasti akan memilih lahir dengan tubuh sempurna. Namun, semua menjadi ketentuan Allah SWT. Begitu juga, Hadian Akbar yang tidak pernah bisa memilih untuk lahir ke dunia dalam kondisi kedua belah matanya sempurna.
Ya, Hadian, harus hidup dalam kegelapan karena matanya tak bisa melihat cahaya sejak lahir. Namun, Ia tidak memprotes keadaanya ini. Karena telah menyadari, semua adalah kehendak Sang Khalik yang memiliki wewenang penuh atas dirinya.
Memiliki kekurangan karena tak bisa melihat, bukan berarti menjadi sebuah akhir bagi Haidan. Pemuda berusia 22 tahun itu memiliki tekad sekuat baja untuk terus menjadi penjaga Kalimatullah yang tertuang di dalam Alquran. Ia pun, terus berjuang keras untuk mewujudkan mimpinya.
Mimpi dan kerja keras Hadian, ternyata tak sia-sia. Di Seleksi Tilawah Qur'an (STQ) XV tingkat Provinsi Jabar di Pusdai, Bandung, Kamis (13/4) malam, Hadian tampil sebagai Qori dan Hafidz Terbaik Pertama untuk kategori hafalan Alquran sebanyak 30 Juz. Saat ini seluruh ayat-ayat Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW kini ada di kepalanya, menjadi pedoman hidupnya di dunia.
Menurut Hadian, tidak ada yang tidak bisa menjadi seorang penghafal Al-quran. Karena, semua orang bisa melakukannya asalkan memiliki kemauan yang kuat serta kesabaran dalam melalui prosesnya.
"Asalkan istiqomah dan menjalaninya dengan baik. Mau itu tunanetra atau bukan, semuanya bisa menjadi penghafal Alqur'an," kata Hadian.
Bahkan, dengan kekurangan yang dimilikinya, Hadian mampu mengubah itu semua menjadi keunggulan dibanding dengan peserta dewasa lainnya. Kehadiran dan prestasi Hadian, mengundang decak kagum siapa pun yang rela menghabiskan sisa malamnya di Pusdai, berharap Rahmat Allah turun saat itu.
"Saya sudah sepuluh tahun mendalami Alquran, sejak usia 12 tahun. Saya belajar di Pesantren Al-Falah, Nagrek, Garut," kata Hadian seraya mengatakan butuh waktu tiga tahun untuk menghafal 30 Juz.
Hadian mengatakan, telah banyak sekali manfaat dan hal-hal ajaib yang Ia rasakan semenjak memutuskan diri untuk menjadi penjaga Al quran. Bahkan, kemurahan Allah Yang Maha Ar-Rahman Ia rasakan ketika dirinya memiliki keinginan.
Hadian mengatakan, kalau Ia memiliki keinginan seringkali langsung terkabul bahkan saat dirinya belum sempat berucap satu pun kalimat doa. "Ketika asa masih di dalam dada, rupanya Allah sudah wujudkan dalam sekejap," katanya.
Hadian bercerita pernah waktu itu Ia pernah memiliki keinginan untuk umrah bersama orangtua. Belum sempat berdoa langsung dan masih cita-cita di dalam hati, ternyata langsung dijawab Allah. "Alhamdulillah impian saya tercapai," kata Hadian.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan sangat bersyukur jika tatar Pasundan begitu dipenuhi dengan para penghafal Alquran. Hal ini, merupakan berkah tersendiri bagi Jabar dan masyarakatnya.
Menurut Aher, para penghafal Alquran juga memiliki kelebihan tersendiri yang siapa pun bisa menjadi bagiannya asalkan punya tekad yang kuat.
Meskipun belum ada penelitian secara ilmiah, kata dia, tapi berdasarkan pengalaman Aher bertemu dengan para penghafal Alquran, kebanyakan dari mereka memiliki kecerdasan di atas rata-rata dengan prestasi akademik yang tidak bisa dianggap remeh.
"Rata-rata mereka memiliki indeks pendidikan kumulatif di atas angka 3,7. Inilah mengapa kami memberikan beasiswa bagi penghafal Alquran, awalnya banyak ditentang tapi sekarang tidak," katanya.
Aher berharap, di masa mendatang akan hadir para penghafal Alquran lainnya yang tidak hanya berasal dari lingkungan pesantren. Bahkan, Ia ingin Al quran semakin membumi di Jawa Barat dan warganya semakin dekat dengan Kitabullah.
"Saya harap nanti muncul juara tilawah dari mahasiswa fakultas kedokteran atau mahasiswa fakultas teknik. Kan, bagus," kata Aher.