Kamis 13 Apr 2017 15:28 WIB

Imam Besar Al Azhar Mesir Sebut Terorisme Penyakit Intelektual

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Imam Besar Universitas Al Azhar di Kairo Muhammad Ahmad Al Thayyib memberikan pemaparan saat kuliah umum yang diadakan di Kampus UIN Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa (23/2).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Imam Besar Universitas Al Azhar di Kairo Muhammad Ahmad Al Thayyib memberikan pemaparan saat kuliah umum yang diadakan di Kampus UIN Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa (23/2).

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Imam Besar Al-Azhar Mesir Ahmed el-Tayeb mengatakan tindakan terorisme yang terjadi di berbagai negara dunia bukanlah produk dari agama apa pun. Menurutnya, terorisme adalah penyakit intelektual dan psikologis yang selalu mencari alasan untuk keberadaannya.

Ia menyoroti perihal keberadaan milisi agama bersenjata yang saat ini marak di Tanah Arab. "Kelompok agama bersenjata adalah pengkhianat agama dan negara mereka, belum lagi (pengkhianat) diri sendiri," kata Tayeb seperti dilaporkan laman Asharq Al-Awsat, Kamis (13/4).

Ia menilai, saat ini masyarakat Islam, baik yang berada di Arab maupun negara lainnya menderita wabah berbahaya ini. Dalam konteks ini adalah melakukan tindakan teror dan kekerasan yang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan ajaran, syariat, sejarah, dan budaya Islam.

"Sebaliknya, kelompok-kelompok bersenjata itu telah meninggalkan Alquran dan sunah, kemudian mengadopsi barbarisme sebagai metodologi, sekte, dan iman yang baru," ujar Tayeb.

Tayeb menegaskan di tengah kondisi dunia yang sedang kalut dan sulit, setiap orang harus menyadari bahwa terorisme tidak memiliki agama atau identitas. Oleh sebab itu, ia menyerukan kepada seluruh Muslim dan non-Muslim untuk bersatu melawan terorisme dan ekstremisme. "Dan mengintensifkan kerja sama guna memberantas wabah ini," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement