REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alkisah, serombongan jin tengah melakukan perjalanan menuju Tihamah, sebuah kawasan di garis pantai Laut Merah, Arab Saudi. Mereka berangkat dari rumah-rumah mereka di Nasibain, sebuah wilayah yang terkenal sebagai tempat tinggal para jin. Lokasinya di sekitar perbatasan antara Irak dan Suriah. Di antara rombongan tersebut, terdapat jin yang berperan sebagai penasihat. Jika di dunia manusia maka ia berperan layaknya ulama atau dai.
Entah apa tujuan perjalanan mereka. Ada yang bilang, mereka sekadar melakukan safar. Sebagian lain mengatakan, mereka terbiasa melakukan perjalanan seperti halnya manusia. Yang lain bilang, mereka mencari tahu siapa yang telah menutup rahasia langit. Mengingat pascadiutusnya Rasulullah, rahasia langit dijaga malaikat dari curi dengar para jin. Apa pun tujuan mereka, perjalanan tersebut menjadi sejarah besar bagi kaum jin.
Jumlah mereka pun tak jelas angkanya. Dikisahkan ada sembilan jin. Lain kisah mengatakan hanya tujuh jin dalam rombongan tersebut. Terlepas dari jumlah tersebut, ada satu jin yang merupakan sang ulama atau juru dakwah di kalangan kaumnya. Ada satu jin pula yang bernama Zauba'ah. Mungkin dialah sang ulama jin tersebut.
Di tengah perjalanan, tepatnya di kawasan Nakhla Saudi, para jin tiba-tiba mendengar sesuatu yang belum pernah mereka dengar sebelumnya. “Maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?!” Sebuah ayat Alquran yang dibacakan dari surah Ar Rahman menarik perhatian mereka. Mendengarnya, merindinglah tubuh-tubuh mereka. Serta merta, mereka mendekati sumber suara.
Ternyata seorang yang mulia tengah menjadi imam shalat yang dimakmumi sekumpulan manusia. Ialah Rasulullah. Saat itu Rasulullah dan para sahabat tengah menunaikan shalat Subuh. Rasulullah membaca surah Ar Rahman saat memimpin jamah shalat. Para jin tersebut pun kemudian ikut bergabung dan duduk di belakang manusia. Mereka ingin mendengarkan ayat-ayat yang dilantunkan sang nabiyullah.
“Diamlah, perhatikan bacaannya,” sang ulama jin meminta rombongan diam untuk mendengar bacaan Rasulullah. Rombongan jin yang tadinya berbisik-bisik ribut itu pun kemudian hening menghayati ayat Alquran.
Sebagaimana manusia, jin pun merupakan makhluk ciptaan Allah. Alquran pun diturunkan untuk seluruh alam, Rasulullah pun diutus untuk umat manusia dan jin. Maka, ketika mendengar firman Allah dari lisan Rasulullah, tergugahlah hati para jin tersebut.
Seusai shalat jamaah selesai, sang ulama jin mendatangi Rasulullah. Mewakili rombongan, ia mengatakan keinginan untuk lebih banyak mendengar ayat-ayat Alquran. Maka, pergilah Rasulullah bersama para jin ke suatu tempat. Rasulullah Muhammad membacakan ayat-ayat Alquran kepada rombongan jin tersebut. Sang ulama jin juga berdialog dengan Rasulullah. Ia belajar Islam darinya. Hingga kemudian, sang ulama jin menyatakan diri ingin berislam. Rombongan jin tersebut hendak menjadi mualaf.
Maka, mereka pun bersaksi syahadat langsung di hadapan Rasulullah. Mereka pun resmi menjadi Muslimin dan berbaiat kepada Rasulullah. Masuk Islamnya para jin ini terjadi di sebuah masjid di Ma'lala, dekat kompleks pemakaman Muslimin di Makkah. Di kemudian hari, bahkan hingga kini, masjid tersebut masih berdiri dan dinamakan Masjid Al Jin atau juga Masjid Al-Baiah karena kisah para jin yang memeluk Islam tersebut.
Setelah berislam, pulanglah para jin ke kampung mereka. Sang ulama jin yang langsung belajar dari Rasulullah kemudian memulai dakwahnya. “Wahai kaumku, sungguh kami telah mendengar bacaan yang menakjubkan. Bacaan itu menuntun ke jalan yang lurus dan di sanalah kami beriman dan kami tidak akan pernah mempersekutukan sesuatu pun dengan Tuhan kami,” ujarnya di hadapan para jin.
Maka gemparlah dunia jin. Dakwah Islam pun mulai tersebar di dunia jin. Sebagian jin kemudian turut memeluk Islam dan mengunjungi majelis Rasulullah. Mereka beribadah dan menauhidkan Allah. Sebagian lain, seperti halnya manusia, menolak dakwah Islam. Mereka kafir atau memeluk agama lain. Ada pula jin kafir yang ikut andil membuat manusia kafir. Sebagian jin lain pun menjadi tuhan yang diagungkan sekelompok manusia yang tersesat jalannya.
Kisah mengenai masuk Islamnya jin tersebut terdapat dalam surah ke-72, yakni surah al-Jin. “Katakanlah (hai Muhammad), 'Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Alquran), lalu mereka berkata sesungguhnya kami telah mendengarkan Alquran yang menakjubkan, (yang) memberi petunjuk kapada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seseorang pun dengan Tuhan kami,” surah al-Jin ayat 1 dan 2.
Banyak hikmah di balik kisah tersebut, di antaraya menjadi kabar bagi manusia bahwa jin pun sebagaimana manusia, ada yang beragama Islam ada pula yang kafir. Jin merupakan makhluk Allah maka tak layak disembah