REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Presiden Republik Islam Afghanistan Muhammad Ashraf Ghani berkunjung ke Indonesia untuk pertama kalinya beberapa waktu lalu. Selain agenda kenegaraan, Ashraf juga bertemu dengan sejumlah tokoh-tokoh keagamaan.
Ashraf bertemu pimpinan ormas Islam akhir pekan lalu, tepatnya Kamis (6/4) di ruang VIP Masjid Istiqlal Jakarta. Pertemuan yang dimulai pukul 17.30 WIB tersubut berlangsung kurang lebih 45 menit dengan penuh keakraban dan dihadiri antara lain perwakilan MUI, PBNU, Muhammadiyah, ICMI, ICIS, Ma'arif Institute, ISOIC, dan Wahid Institute.
Presiden Ghani menyatakan, bahwa kedatangannya ke Masjid Istiqlal membawa kenangan akan kemerdekaan Indonesia. Hal itu karena Afghanistan adalah salah satu negara yang pertama-tama mengakui kemerdekaan Indonesia. Hubungan persaudaraan Indonesia Afghanistan, karenanya sudah terjalin sejak lama.
Melalui Konferensi Asia Afrika 1955 di Bandung, kata dia, Indonesia berhasil mengangkat harkat bangsa-bangsa Asia menjadi bangsa yang besar di dunia. Dari konferensi inilah lahir nama-nama besar seperti Jawaharlal Nehru di India, Zhou En Lai di China, Gamal Abdel Naser di Mesir, dan tentu saja Presiden Soekarno sendiri.
Presiden Ghani juga menyampaikan penghargaan yang setingi-tingginya dan kekagumannya kepada bangsa Indonesia yang dipenuhi oleh para cendekiawan Muslim dan berhasil mengembangkan toleransi, demokrasi, dan juga ekonomi yang tumbuh tinggi. Indonesia adalah salah satu negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, menjadi anggota G20, semuanya menunjukkan kemajuan yang luar biasa.
Presiden Ghani juga menyatakan kekaguman yang luar biasa bagaimana Indonesia dengan lebih dari 17 ribu pulau mampu bersatu di dalam sebuah harmoni, dan mampu menyelaraskan kesalingpahaman untuk menghindari perpecahan. “Hal itu memberikan pelajaran berharga bagaimana rakyat Afghanistan bisa bersatu,” kata dia.
Indonesia, tambah Presiden Ghani juga berhasil membangun Islam yang Rahmatan lil’alamin, Islam yang cinta damai. Dengan visi yang sama, Indonesia dan Afghanistan bisa membangun kerjasama lebih erat dalam berbagai bidang. Kerjasama antar-ulama, antar-universitas, dan antar-masyarakat. Kesuksesan Indonesia adalah kesuksean Asia, dan juga kesuksesan dunia dalam mempromosikan keselarasan dan kedamaian.
KH Abdul Manan Abdul Ghoni yang mewakili PBNU mengatakan bahwa hubungan antara Nahdlatul Ulama dengan masyarakat Afghanistan sudah terjalin cukup lama.
Para ulama Afghanistan beberapa kali mengadakan kunjungan ke PBNU dan berdiskusi mengenai banyak hal. Bahkan sekarang ini, ada sekitar 25 mahasiswa Afghanistan yang sedang belajar di Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Semarang.
PBNU berharap bahwa hubungan ini membawa keberkahan bagi kedua negara dan menjalin persaudaraan serta kerjasama lebih erat di kemudian hari.
Bahtiar Effendi yang mewakili Muhammadiyah memperkenalkan organisasi Muhammadiyah sebagai organisasi sosial yang mempunyai bidang dakwah luas mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga kegiatan sosial. Muhammadiyah sangat terbuka untuk menjalin kerjasama dengan masyarakat Afghanistan dalam berbagai sektor. Dalam bidang pendidikan, Muhammadiyah mengundang rakyat Afghanistan untuk bisa bersekolah dan berkuliah di berbagai lembaga pendidikan yang dikelola Muhammadiyah.
Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal (BPPMI), KH Muzammil Basyuni menyambut gembira kedatangan Presiden Afghanistan di Masjid terbesar se-Asia Tenggara ini dan berharap bahwa kunjungan ini dapat memberikan manfaat bagi hubungan bilateral kedua bangsa, Indonesia - Afghanistan.
Muzammil Basyuni menjelaskan bahwa masjid ini dinamakan “Istiqlal” yang berarti kemerdekaan karena didirikan sebagai kesyukuran atas kemerdekaan Indonesia. Masjid Istiqlal sejak awal didirikan untuk mempromosikan perdamaian dan toleransi antar masyarakat Indonesia maupun masyarakat dunia.