Ahad 09 Apr 2017 18:00 WIB

Orang-Orang Cham di Negeri Komunis

Rep: Heri Ruslan/ Red: Agung Sasongko
Muslim Vietnam
Foto: muslimvillage
Muslim Vietnam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suara azan terdengar berkumandang dari gang-gang padat penduduk di Kota Ho Chi Minh, Vietnam. Sejumlah pria dengan penutup kepala putih dan sarung berjalan menuju masjid. Pemandangan yangi sangat umum di kota-kota di Indonesia itu juga terlihat di negeri komunis Vietnam.

Kaum Muslim di Vietnam hanyalah suatu komunitas kecil. Sebagian besar dari mereka tinggal di daerah yang biasa disebut Distrik VIII. Dahulu,  ketika wilayah itu masih bernama Saigon, daerah tersebut merupakan tempat generasi keturunan Kerajaan Campa tinggal. Sisa-sisa kerajaan itu masih ada di bagian tengah dan selatan Vietnam. Masyarakat dari kerajaan itu sering disebut sebagai orang-orang Cham.

 

Menurut kantor berita AFP, pada 2010 lalu, jumlah penduduk Muslim di daerah tersebut sekitar 1.300 jiwa. Namun, menurut laman religiouspopulation.com, jumlah umat Islam di Kota Ho Chi Minh City mencapai 5.000 orang.  Rumah makan yang menawarkan makanan halal dan masjid-masjid raya serta madrasah juga banyak ditemukan. Beberapa dari murid-murid di madrasah itu sering dikirim ke Malaysia untuk melanjutkan sekolah.

Secara umum, total populasi Muslim, terutama dari komunitas Cham, di negara yang berpenduduk 86 juta orang itu sekitar 100 ribu orang. Namun, menurut hasil survei yang dilakukan The Pew Research Center pada Oktober 2009, jumlah umat Islam di Vietnam mencapai 71.200 jiwa. Angka itu naik dibandingkan data hasil sensus pada 1999 yang hanya 63.146 jiwa.

Sekitar 77 persen umat Islam di Vietnam menetap di wilayah tenggara, yakni 34 persen tersebar di Provinsi Ninh Thuan Province,  24 persen di Provinsi Binh Thuan, dan sebanyak sembilan persen di Kota Ho Chi Minh.  Sekitar  22 persen menetap di wilayah Delta Sungai Mekong, khususnya  di Provinsi An Giang Province.  Sisanya, sekitar satu persen Muslim tersebar di wilayah-wilayah lainnya di negeri itu.

Dahulu masyarakat Cham adalah penganut agama Hindu dan telah menguasai bagian tengah dan selatan Vietnam selama ratusan tahun. Seiring waktu, mereka memeluk agama Islam.  Pada akhir abad XV Kerajaan Campa tergusur ke arah selatan dan lama-lama pengaruhnya semakin menghilang. Saat ini sekitar 80 persen masyarakat Cham sudah menjadi Muslim.

 

Berdasarkan data dari pemerintah, Islam adalah agama dengan pemeluk terkecil dari enam agama yang berkembang di Vietnam. Kegiatan keagamaan masih dikontrol oleh Pemerintah Vietnam yang berhaluan komunis. Namun, kegiatan ibadah bagi setiap agama berkembang dengan baik.

Sebagai agama dengan jumlah pemeluk terkecil, kaum Muslim di Vietnam memilih untuk tidak terlalu menonjol. "Kami hanya mengamalkan dan menjalankan ajaran agama Islam. Kami (Muslim Vietnam) tak peduli dengan urusan berbau politik," ujar Haji Mousa, 52 tahun, pengelola sebuah madrasah seperti dikutip laman muslimvillage.com.  Mousa fasih berbahasa Melayu dan mengenal bahasa Arab.

 

Menurut Mousa, imam-imam yang tampil sebagai pemimpin umat Islam, lebih banyak belajar di Vietnam. Beberapa imam dari luar negeri, terutama dari Malaysia, juga sering datang ke negaranya. Kini, di negara itu juga sudah ada Alquran dengan terjemahan bahasa Vietnam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement