REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 34 Pondok Labu, Jakarta, ingin memadukan antara ilmu pengetahuan dengan nilai-nilai keagamaan. Pasalnya, sekolah tersebut mempunyai visi unggul dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) serta Iman dan Takwa.
Hal tersebut disampaikan Kepala Sekolah SMA 34 Jakarta, Tagajaraga, saat peresmian Masjid Baitul Ilmi. Tagajaraga akan memaksimalkan fungsi masjid tersebut sebagai pusat kegiatan.
“Masjid ini harus menjadi pusat perkembangan ilmu,” ujar Tagajaraga, di SMA 34 Jakarta, Jumat (7/4).
Berdirinya masjid tersebut, kata dia, menjadikan kegiatan shalat berjamaah keharusan terutama dzuhur. Termasuk kajian Keislaman akan dipusatkan di masjid, kegiatan tersebut sebelumnya dilakukan di dalam kelas.
Kemudian, adanya masjid tersebut diharapkan mampu menebarkan Islam rahmatan lil ‘alamin. Karena itu, di masjid tersebut juga disediakan suatu tempat agar juga bisa digunakan oleh non-Muslim.
Tagajaraga menjelaskan latar belakang pendirian masjid tersebut atas keprihatinannya terhadap tempat ibadah. Warga sekolah harus mengantri untuk berjamaah apabila akan melaksanakan shalat. Kemudian sekolah juga kesulitan mengontrol ibadah siswa-siswinya.
Pembangunan masjid yang memakan dana sekitar Rp 1,7 miliar tersebut, menurut Tagajaraga hasil dari sumbangan masyarakat. Sementara itu, Kepala Bidang SMP-SMA sekaligus mewakili Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Faturin Zain berharap masjid tersebut menjadi sarana mendidik moral siswa dan siswi.
“Negara kita, orang pintar banyak, tapi yang bermoral kurang,” kata Faturin.
Faturin menginginkan sekolah di Jakarta mampu melahirkan siswa yang pandai dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun mereka juga mempunyai sikap yang jujur dan amanah.
Masjid tersebut diresmikan langsung oleh Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin. Menag melakukan pemotongan pita sebagai simbol peresmian Masjid Baitul Ilmi.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
