Jumat 07 Apr 2017 21:10 WIB

Zakir Naik, Kiai Didin dan Surah Al-‘Ashr

Dr Zakir Naik tampil dihadapan ribuan jamaah pada acara Dr Zakir Naik Indonesia Visit 2017 bertajuk
Foto: Republika/Edi Yusuf
Dr Zakir Naik tampil dihadapan ribuan jamaah pada acara Dr Zakir Naik Indonesia Visit 2017 bertajuk

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Intelektual Muslim dan Kristolog asal India, Dr Zakir Naik, melakukan  safari dakwah di Indonesia, 30 Maret sampai 11 April 2017. Selama di Indonesia, sosok da’i yang telah menggetarkan dunia dengan ceramah-ceramahnya  itu mengisi acara di sejumlah kota, seperti Bandung, Yogyakarta, Ponorogo, Bekasi dan Makassar.

Guru besar IPB Bogor dan Direktur Pasca Sarjana Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor Prof Dr KH Didin Hafidhuddin MS mengaku  sangat terkesan sekaligus bangga dengan hadirnya da’i internasional Dr Zakir Naik di Indonesia.

“Beliau memiliki kecerdasan dalam menyampaikan dakwah-dakwahnya. Tak hanya itu, Dr  Zakir Naik juga memiliki isteri yang tidak kalah cerdasnya dan anak yang ahli dalam bidang dakwah. Hal ini mengagumkan,” kata Kiai Didin saat mengisi pengajian guru dan karyawan Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) di Masjid Al-Ikhlas Bosowa Bina Insani Bogor, Jawa Barat, Jumat (7/4) pagi.

Pada kesempatan tersebut Kiai Didin mengupas Surah Al-‘Ashr. Tema yang sama juga pernah disampaikan Dr Zakir Naik. Dalam kandungan Surah Al-‘Ashr, menurut Kiai Didin, sebagaimana pula Zakir Naik, ada dua  hal. “Pertama, kesadaran akan pentingnya waktu,” kata Kiai Didin yang juga mantan ketua Baznas.

Menurut ulama tafsir, kata al-‘Ashr memiliki dua penafsiran. Yang pertama arti khusus “waktu Ashar”. Mengapa waktu Ashar? “Karena pada waktu tersebut, waktu yang sering terlupakan oleh sebagian umat Islam dalam mendirikan shalatnya atau tidak tepat waktu dalam menjalankannya karena  berbagai kesibukan,” kata pakar zakat dan ekonomi syariah itu.

Yang kedua,  kata Didin, Al-‘Ashr diartikan secara umum yaitu waktu dalam keseluruhan selama 24 jam yang sering dilalaikan oleh sebagian manusia. Sampai-sampai Sayidina Ali ra mengatakan, “Waktu itu ibarat pedang."

Begitu pentingnya waktu, Rasulullah SAW pernah bersabda, “Manfaatkan lima sebelum datang yang lima: masa mudamu sebelum datang masa tuamu, masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu , masa kayamu sebelum datang masa fakirmu, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu , dan masa hidupmu sebelum  datang kematianmu.” (HR. Hakim)

Kedua, kata Didin, dalam kandungan surat al-‘Ashr menjelaskan, manusia yang sukses itu memiliki empat ciri (karakter). Karakter yang pertama adalah iman. “Orang yang memiliki keimanan yang mendalam maka akan sukses,” ujar Didin.

Karakter yang kedua, beramal  saleh. "Karakter ketiga dan keempat bila manusia mau saling memberi nasihat baik dalam kebenaran dan dalam kesabaran,” papar Kiai Didin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement