Kamis 06 Apr 2017 14:26 WIB

Rumah Sakit Wakaf Gunakan Teknologi Tinggi

Rep: Fuji EP/ Red: Agung Sasongko
Dokter melakukan operasi katarak/ilustrasi
Foto: Republika/ Wihdan
Dokter melakukan operasi katarak/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dompet Dhuafa (DD) dan Badan Wakaf Indonesia (BWI) bekerjasama membangun Rumah Sakit Wakaf (RSW) BWI-DD Spesialis Mata untuk dhuafa di Kecamatan Taktakan, Serang, Provinsi Banten. Meski RSW BWI-DD menggunakan dana dari masyarakat untuk pembangunan dan fasilitasnya, RSW BWI-DD akan menggunakan peralatan teknologi tinggi untuk melayani pasien. 

"Teknologi yang digunakan Rumah Sakit ini cukup terdepan," kata Direktur Pemberdayaan Pengembangan Kesehatan DD, Wahyu Prabowo kepada Republika.co.id di Gedung Bayt Alquran TMII saat menandatangani nota kesepahaman pembangunan RSW BWI-DD, Kamis (6/4). 

Semisal untuk operasi katarak, RSW BWI-DD tidak menggunakan jahitan. RSW BWI-DD akan menggunakan laser dan alat yang cukup canggih. Wahyu memastikan, karena fasilitas RSW BWI-DD dari dana wakaf, bukan berarti pelayanannya buruk atau alatnya sederhana.

"Untuk Rumah Sakit khusus mata, kita menargetkan penerima manfaatnya 5.000 orang per tahun," ujarnya.

Selain masyarakat dhuafa, masyarakat yang mampu dan mau bayar Rp 12 juta atau Rp 20 juta untuk operasi katarak pun akan dilayani. Tidak perlu khawatir pelayannya karena RSW BWI-DD menggunakan peralatan yang canggih.

Wahyu mengungkap, menurut World Health Organization (WHO) dalam satu menit ada 12 orang menjadi buta di dunia, empat orang menjadi buta di Asia Tenggara dan satu orang menjadi buta di Indonesia. Selain itu, angka kebutaan karena katarak di Indonesia cukup tinggi. 

Angkanya sekitar 0,78 persen per tahun, yaitu sekitar 2 juta orang per tahun "Dokter mata (di Indonesia) mengoperasi dua juta orang per tahun sepertinya belum sanggup," ujarnya.

Wibowo menjelaskan, penyebab katarak dan kebutaan ada empat. Di antaranya, pertambahan umur, trauma kecelakaan, sinar ultra violet dan diabetes millitus. Diketahui, pengidap diabetes millitus cukup tinggi angkanya di Indonesia. Sementara, untuk operasi katarak di Jakarta biasanya butuh waktu 4-6 bulan untuk mengantre. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement