REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, memanfaatkan peran sukarelawan dalam mengimbau warga setempat agar menyalurkan zakat melalui lembaga itu.
Kepala Baznas Bukittinggi Rahman Ritonga di Bukittinggi, belum lama ini, mengatakan bahwa pihaknya telah merekrut empat orang sukarelawan yang telah mendapat pengetahuan tentang zakat, kemampuan berkomunikasi, dan identitas sebagai sukarelawan Baznas.
"Selama Januari hingga Maret 2017, kegiatan di Baznas Bukittinggi fokus pada kegiatan melibatkan sukarelawan menyampaikan imbauan berupa surat dan brosur-brosur bagi Muslim agar menyalurkan zakat melalui Baznas," katanya.
Ia menilai masyarakat setempat sudah memiliki kesadaran mengeluarkan zakat. Namun, mereka cenderung menyalurkannya secara pribadi kepada penerima atau mustahik.
Penyaluran secara pribadi, menurut dia, dikhawatirkan tidak tepat sasaran karena umumnya masyarakat belum ahli dalam memverifikasi siapa yang berhak menerima zakat.
"Bila tidak tepat sasaran, nantinya disebut bersedekah bukan berzakat," ujarnya.
Di samping imbauan kepada masyarakat, pihaknya juga memberikan imbauan pada masjid-masjid yang memiliki pengurus pengumpulan zakat agar tidak menyalurkan sendiri zakat yang terkumpul.
Ia menerangkan bahwa pihak yang berhak mengumpulkan dan mendistribusikan zakat adalah lembaga yang ditunjuk pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan, Alquran dan hadis.
"Di masjid ada unit pengumpul zakat (UPZ). Kami mengimbau pihak masjid paling tidak mengajukan tiga orang pengurus kepada Baznas untuk dikeluarkan surat keputusan (SK) agar dapat mendistribusikan sendiri zakat yang dikumpulkan sesuai dengan kewenangan yang diberikan Baznas," katanya.
Baznas Bukittinggi pada tahun 2017 menargetkan menghimpun sebanyak Rp2,4 miliar zakat yang akan disalurkan melalui beberapa program, yaitu Bukittinggi Cerdas, Bukittinggi Sehat, Bukittinggi Takwa, Bukittinggi Makmur, dan Bukittinggi Peduli.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
