REPUBLIKA.CO.ID, SOLOK -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin membuka Mudzakarah Ulama Thariqah se-Asia Tenggara di Pesantren Thasawuf Rabbani, Solok, Sumatera Barat, Ahad (2/4). Menag berharap, para ulama thariqah semakin mewarnai dunia dakwah dengan keteladanan ulama nusantara masa silam yang berdakwah dengan penuh kearifan.
Menurut Lukman, dakwah secara arif saat ini sangat penting, di tengah realitas bangsa yang plural, di tengah gemuruh dakwah yang cenderung membenarkan satu konsep dengan menegasikan konsep lain. "Monopoli kebenaran dalam dunia dakwah akan menimbulkan gesekan yang kontra produktif, bahkan destruktif, baik bagi agama maupun bangsa," kata dia.
Perkembangan dunia digital yang demikian massif telah berdampak positif dalam memotong mata rantai komunikasi dalam kehidupan sosial. Namun, jika tidak disikapi secara arif, teknologi informasi juga menyimpan potensi bahaya cukup besar.
Menurut Lukman, dorongan paradigma dan gaya hidup serba instan, hedonistik, dan materialistik adalah sebagian kecil ekses negatif dunia digital. Mengutip ungkapan pepatah, dia menggambarkan, manusia hari ini tak mau lagi berakit-rakit ke hulu, berenang ke tepian; bersakit-sakit dulu, bersenang-senang kemudian.
"Maunya langsung bahagia tanpa nestapa, langsung mau jadi cendekia tanpa membaca, langsung kaya tanpa usaha, bahkan langsung ingin masuk surga tanpa amal nyata," kata Lukman.