Senin 03 Apr 2017 14:17 WIB

Penangkapan Ulama, Upaya Membenturkan Presiden dengan Umat Islam

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agus Yulianto
Ketua Umum Pengurus Pusat Persaudaraan Muslimin Indonesia , Usamah Hisyam.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua Umum Pengurus Pusat Persaudaraan Muslimin Indonesia , Usamah Hisyam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aparat kepolisian menangkap Sekjen Forum Umat Islam (FUI), KH Muhammad Khaththath atas dugaan makar pada Kamis (30/3) sehari sebelum digelarnya aksi 313. Ketua Umum Pengurus pusat Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi), Ustaz Usamah Hisyam menilai, ada pihak yang memanfaatkan situasi dan menginstruksikan aparat untuk melakukan penangkapan terhadap ulama.

"Ini ada satu kekuatan yang membenturkan presiden dengan umat Islam, dengan penangkapan-penangkapan ini," kata Ustaz Usamah kepada Republika.co.id, usai Konferensi Pers "Bebaskan KH Muhammad Khaththath" di Islamic Center AQL, Senin (3/4).

Pihaknya menduga, ada satu otoritas yang mengatasnamakan presiden yang bergerak ke aparat kemudian menginstruksikan penangkapan. Menurutnya, presiden mungkin juga tidak paham soal penangkapan karena tuduhan makar tersebut.

"Ada satu pejabat yang memanfaatkan situasi, main instruksi saja ke aparat untuk menangkap, ini yang harus kita bongkar," ujarnya.

Dijelaskan dia, seakan penangkapan KH Khaththath adalah instruksi dari pemerintah pusat dan presiden. Padahal, belum tentu demikian. Oleh sebab itu, presiden harus meluruskan masalah ini.

Ustaz Usamah yang juga Koordinator Sharing Committee Aksi 313 menegaskan, penangkapan terhadap ulama dan aktivis Islam yang lainnya mengakibatkan terjadinya benturan antara umat Islam dengan kepala negara dalam hal ini presiden. Kondisi seperti ini yang mau diciptakan oleh pihak yang memanfaatkan situasi. "Sehingga umat Islam menjadi benci terhadap pemerintahan ini," ujarnya.

Dia menyarankan kepada pemerintah pusat, agar pihak yang memanfaatkan situasi dan memberi instruksi kepada aparat untuk melakukan penangkapan harus dicari dalangnya. Pihak yang selalu bergerak seakan-akan atas nama presiden kemudian mengkondisikan aparat harus dicari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement