Senin 03 Apr 2017 12:04 WIB

Al-Fishawy Bukan Sekadar Kafe

Kafe Al-Fishawy
Foto: blogspot.com
Kafe Al-Fishawy

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama lebih dari dua abad, kedai ini menjadi favorit para seniman, musisi, mahasiswa, dan kaum intelektual Mesir. Sekitar 250 ta hun lalu, seorang pria Mesir bernama Oustaz al-Fishawy mendirikan sejenis kedai kecil di gang al- Khalili, distrik Khan, Kairo.

Mulanya, tujuan utama al- Fishawy adalah menjamu te man-temannya sendiri yang sering berkunjung pada malam hari selepas Shalat Maghrib. Pertama kali hanya menyediakan kopi. Lama-kelamaan kumpulan orang yang datang untuk sekadar ngobrol ngalor ngidul di kedai al- Fishawy bertambah banyak, terutama akibat kabar dari mulut ke mulut warga Kairo mengenai tempat yang nyaman untuk pertemuan itu. 

Lalu, akhirnya al-Fishawy memperbesar kedainya menjadi sebuah kedai kopi resmi. Secara bertahap, dia menambahkan teh daun mint dan adas ke dalam daftar menunya.

Menu lain adalah shi sha, rokok pipa dengan ta bung air. Banyaknya pilihan menu menguatkan kedai al- Fishawy sebagai tempat ber temu dan mengobrol paling ideal. Panambahan menu ju ga menandai kelahiran Qahwat al-Fishawy atau lebih di kenal dengan nama kafe Fishawy.

Kafe ini menjadi yang paling terkenal seantero wilayah Arab, mungkin hanya bisa disaingi oleh kafe al- Nawfara yang terletak di belakang Masjid Umayah, Damaskus, Suriah. Sebuah kafe yang usianya sepantar dengan al-Fishawy. Kafe al- FishaWy masih mempertahankan interior khas masa lalu Mesir.

"Kami berbeda dengan kedai kopi lainnya. Kafe kami sangat kental de ngan gaya Mesir. Hal itu bisa dilihat dari interior kami yang masih asli,” kata generasi ketujuh pemilik kafe, Akram al-Fishawy. Sampai saat ini belum berhasil terlacak asal mula keluarga al- Fishawy.

Al-Fishawy terletak di sudut sempit, namun sangat stra tegis. Kafe ini berdiri di pusat daerah Kairo. Berbagai bangunan bersejarah yang ka ya dengan seni arsitektur Islam berdiri di sekitar kafe.

Salah satunya adalah pasar dari abad ke-14 yang bentuk nya menyerupai labirin, al- Khalili Khan. Selain itu juga ada masjid populer al-Husain bin 'Ali. Tempat berdirinya masjid dikatakan sebagai lo kasi penguburan salah satu cucu Nabi Muhammad itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement