Sabtu 01 Apr 2017 16:14 WIB

Berbohong tidak Dibenarkan, Meski Bergurau atau Serius

1 April (April Mop)  / ilustrasi
Foto: Republika
1 April (April Mop) / ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Mufti Arab Saudi, Muhammad ibnu Shalih ibnu Utsaimin mengatakan, haram hukumnya berbohong walau hanya untuk tujuan kelakar.

“Berbohong tidak dibenarkan, sama juga bergurau atau serius karena ia merupakan akhlak yang dicela yang mana tidak ada sifat baik dari sifat ini melainkan kemunafikan. Saya ingin mengingatkan saudara saya umat Islam agar menghindarkan diri dari apa yang dilakukan sebahagian manusia yang tidak cerdik seperti ‘April Fool’. Pembohongan seperti ini yang diambil dari orang Yahudi, Nasrani, Majusi, dan orang kuffar,” jelas Utsaimin dalam laman resminya.

Demikian juga fatwa Syekh Shalih bin Fauzan al-Fauzan yang melarang keras umat Islam untuk mengikuti tradisi April Mop. “April Mop diimpor dari kebiasaan batil dan bukan termasuk amalan kaum Muslimin.

Berbohong itu jelas tidak boleh, tidak di bulan April, tidak pula di bulan lain. Allah mengharamkan dan melarang dusta serta mengancam para pendusta, maka tidak boleh berdusta di semua waktu,” katanya menegaskan.

Dari aspek kemaslahatannya, berbohong walau dengan tujuan bercanda juga memiliki mudharat. Orang menjadi tidak percaya apakah itu berita yang benar atau hanya sebuah kebohongan. Seperti tsunami yang terjadi di Hawai tanggal 1 April 1946 silam.

Media massa setempat mengeluarkan peringatan akan adanya tsunami kepada warga setempat. Namun, hal ini dianggap sebagai berita hoax pada hari April Mop. Akhirnya, tsunami menghantam pulau tersebut.

Tsunami gempa Pulau Aleutian di Hawai dan Alaska ini menelan korban jiwa 165 orang. Andai saja warganya percaya dengan peringatan tsunami, tentu mereka bisa bersiaga dan tak perlu jatuh korban sekian banyak. Tsunami ini dikenang warga setempat dan sering disebut dengan “Tsunami April Mop.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement