Sabtu 01 Apr 2017 13:47 WIB

Nikmatnya Shalat Tahajud

Rep: A Syalaby Ichsan/ Red: Agung Sasongko
shalat tahajud/ilustrasi
shalat tahajud/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski bukan shalat wajib, tahajud menjadi shalat sunah yang diutamakan Allah SWT dan rasul-Nya. Bertebaran ayat-ayat yang mengungkap keutamaan shalat pada sepertiga malam ini. Di antaranya tercantum pada QS as-Sajadah: 16. "Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya. Sementara, mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap."

Imam at-Thabari menjelaskan, lambung yang jauh dari tempat tidur bermakna karena mereka sibuk berdoa kepada Allah dan beribadah dengan rasa takut dan harap. Menurut dia, lambung seseorang disebut jauh dari tempat tidur apabila ia tak tidur, sementara orang lain sedang menikmati lelapnya. Seorang hamba memilih menjauhi tempat tidur untuk bangkit kemudian shalat. Dia menikmati rukuk, sujud, dan berzikir menyebut asma-Nya.

Keajaiban shalat tahajud pun terbukti bukan sekadar isapan jempol. Banyak hikmah dan fadilah yang diperoleh seorang hamba saat berkhalawat dengan Tuhannya. Dalam buku Mukjizat Shalat Malam karangan Sallamah Muhammad Abu Al Kamal, kisah tahajud para sahabat dan orang-orang saleh ditulis dengan indah.

Saat hendak melakukan tahajud, Umar bin Khattab kerap membangunkan anggota keluarganya sambil membacakan ayat Alquran Surah Thaha:132. "Dan, perintahkanlah keluargamu untuk mendirikan shalat dan bersabarlah dalam mengerjakannya."

Umar, seorang khalifah yang memiliki kekuasaan yang membentang dari jazirah Arab hingga ke Mesir kerap menyibukkan malam-malamnya dengan tahajud. Dia bahkan berkata, "Sekiranya bukan karena tiga hal, aku tidak ingin hidup lebih lama, yaitu berjihad di jalan Allah, bersusah payah pada malam hari, dan berkumpul dengan orang banyak untuk mendapat nasihat-nasihat terbaik, seperti mengambil buah-buah terbaik."

Nikmatnya shalat malam diperlihatkan seorang sahabat Ibad Ibn Basyar Ra. Syahdan, Rasulullah dikuntit seorang musyrik. Dia hendak membunuh para sahabat. Pada satu tempat, Rasulullah meminta singgah untuk istirahat sejenak. Dia pun mengamanahkan Ammar Ibnu Yasir untuk menjaga keamanan, sementara Ibad Ibnu Basyar melakukan shalat malam.

Penguntit tadi datang. Dia lantas mengarahkan panahnya kepada Ibad Ibn Basyar hingga mengenainya. Ibad mencabut tiga anak panah yang menancap ditubuhnya. Namun, dia terus saja ruku' dan sujud. Kemudian, Rasulullah pun terbangun.

Ketika mengetahui hal itu, sahabat muhajirin bertanya kepada Ibad. " Mengapa engkau tidak membangunkanku ketika pertama kali terkena panah? Ibad menjawab, "Aku sedang shalat dengan membaca Surah al-Kahfi. Aku tidak ingin menghentikannya."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement