REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap penanda dalam kalender merujuk 1 April, ada kebiasaan yang dilakukan orang-orang yang dikenal dengan April Mop. April Mop sendiri secara sederhana adalah menyengaja melakukan kebohongan dengan tujuan lelucon.
Kebiasaan ini dilakukan turun-temurun hingga kini. Apalagi, di era media sosial dan aplikasi percakapan instan, sebuah kabar yang beredar belum tentu dijamin kebenarannya.
Meski dilakukan dengan niat bercanda, yang dilakukan dalam April Mop tetaplah sebuah kebohongan. Menurut Syekh Yusuf Qaradhawi, bohong adalah akhlak yang buruk dan hina. Syariat Islam memandang bohong dapat menjauhkan iman dan dikategorikan sebagai tanda-tanda orang munafik.
Syariat, jelas Syekh Qaradhawi, tidak memperbolehkan berdusta kecuali dalam kondisi-kondisi tertentu yang juga diatur dalam syariat. Nah, kebohongan dengan niat lelucon seperti April Mop dikategorikan Syekh Qaradhawi tidak masuk dalam berbohong yang diperbolehkan sehingga hukumnya tetap disamakan dengan berdusta yang dilarang.
Syekh Qaradhawi menukil pendapatnya berdasarkan hadis Rasulullah SAW tentang larangan berdusta meski niatnya membuat orang tertawa. Rasulullah SAW bersabda, "Neraka Wail bagi orang yang mengucapkan perkataan untuk membuat orang lain tertawa dengan berkata dusta dan celakalah dia." (HR Tirmidzi, Abu Daud, dan Nasai).
Dalam hadis lain Rasulullah SAW menegaskan, "Tidaklah seorang beriman dengan sempurna sehingga dia meninggalkan berdusta dalam bergurau." (HR Ahmad dan Thabrani).
April Mop kadang dibuat untuk menakut-nakuti seseorang dengan sengaja. Tentu saja dengan menebarkan kebohongan sehingga orang yang disasar percaya dan takut. Kemudian, orang tersebut dibuat terkejut dan diberi tahu bahwa ia sedang dikerjai.