Sabtu 01 Apr 2017 12:03 WIB

Ikut-ikutan April Mop? Ini Peringatan Rasulullah Soal Berbohong

Anak berbohong/ilustrasi
Foto: brocku.ca
Anak berbohong/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dr Yusuf Qardhawi, ulama yang sangat keras terhadap pelarangan April Mop menyatakan hari kebohongan ini tak pantas untuk diikuti umat Islam. Ketua Asosiasi Ulama Islam Internasional itu menegaskan, ikut-ikutan melakukan ajaran April Mop berarti melakukan kebohongan yang nyata, dan hal ini sangat dilarang dalam syariat Islam.

Menurut dia, April Mop bertujuan untuk memperolok-olokkan korban. Hal ini juga menyalahi firman Allah Subhanahu wa Ta'ala, "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum lain. Bisa jadi mereka (yang diolok-olokkan lebih baik dari mereka (yang diolok-olokkan)." (QS al-Hujuraat: 11).

Selain itu, April Mop juga membuat panik dan cemas orang yang menjadi korban. Hal ini juga menyelisihi sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang dikisahkan oleh Abdurrahman bin Abu Ya’la. Ia mengatakan, ada sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menceritakan kepadanya.

Ketika mereka dalam perjalanan bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, ada salah seorang mereka yang berdiri. Beberapa orang sahabat menuju bukit bersamanya, kemudian mengagetkannya. Tentu saja orang yang dikagetkan menjadi panik.

Hal ini diperingatkan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, "Tidak halal bagi seorang muslim untuk menakuti saudaranya sesama muslim." (HR Ahmad).

Pengharaman April Mop yang difatwakan Qardhawi terkait dengan empat hal. Pertama, karena April Mop adalah legalisasi sebuah kedustaan. Dusta bukanlah akhlak orang beriman, tapi ciri orang munafik.

Sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, "Tanda orang munafik itu ada tiga; apabila berbicara berdusta, apabila berjanji ingkar, dan apabila diberi amanah berkhianat." (HR Bukhari).

Bagaimana mungkin, untuk hal yang sangat prinsip dan urgent dalam Islam bisa dijadikan bahan lelucon dan permainan. Harusnya, perbuatan yang mengarah pada kedustaan ini sangat diwaspadai umat Islam.

Sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, "Hati-hatilah kalian dari dusta. Sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada maksiat, dan maksiat akan mengantarkan kepada neraka." (HR Muslim).

Kedua, perbuatan dusta merupakan akhlak yang bertolak belakang dengan keimanan. Pendusta bahkan tidak dogolongkan lagi dalam golongan orang-orang beriman.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, "Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta." (QS an-Nahl: 105).

Rasulullah sangat mencela orang yang berdusta. "Celakalah orang yang berdusta dalam berbicara supaya orang lain tertawa. Celaka dia! Celaka dia!” (HR Abu Dawud).

Hadist lain juga menyebutkan, tidaklah akhlak yang lebih dibenci Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam daripada dusta. (HR Ahmad dan Tirmizi).

Ketiga, perbuatan dusta merupan bentuk pengkhianatan terhadap sahabat dan teman. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Sebesar-besarnya pengkhianatan adalah jika engkau berbicara pada saudaramu dengan perkataan yang dia anggap engkau jujur, sedangkan engkau berdusta kepadanya."

Keempat, menurut Qardhawi April Mop termasuk taqlid a’ma (mengikuti secara membabi buta) terhadap kebiasaan non-Muslim. Sebagai umat Islam yang disebut ummatan washatan (umat pertengahan) tidak boleh mengikuti tradisi non-Muslim secara membabi buta. Namun, tidak boleh pula antipati terhadap tradisi-tradisi baik, walau muncul dari kalangan non-Muslim sendiri.

sumber : Dokumentasi Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement