Jumat 31 Mar 2017 20:13 WIB

Zakir Naik: Tuduhan Saya Proteroris Kebohongan Publik

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Ilham
 Ulama asal India Zakir Naik (kiri), didampingi Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Majelis Ulama Indonesia (MUI) Muhyiddin Junaidi memberikan paparan saat berkunjung ke gedung MUI, Jakarta, Jumat (31/3).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Ulama asal India Zakir Naik (kiri), didampingi Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Majelis Ulama Indonesia (MUI) Muhyiddin Junaidi memberikan paparan saat berkunjung ke gedung MUI, Jakarta, Jumat (31/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ulama kondang internasional, Dr Zakir Naik mengatakan, kegiatan dakwah yang ia lakukan selama ini tidak selalu berjalan mudah. Kadang ada saja tantangan yang harus dihadapinya saat menyampaikan syiar Islam di negeri asalnya, India.

"Di India, pemerintah tidak bisa mencegah saya (melakukan dakwah). Tapi yang mereka lakukan kemudian adalah membentuk opini bahwa Zakir Naik mendukung terorisme," kata Zakir saat melakukan kunjungan ke Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat di Jakarta, Jumat (31/3).

Dia menuturkan, stasiun televisi yang menyiarkan kegiatan dakwahnya selama ini, yaitu Peace TV, telah memiliki 200 juta penonton di India. Hal tersebut sekaligus menjadi bukti bahwa banyak orang di negara asalnya yang merasa tertarik untuk mengikuti materi keislaman yang ia sampaikan lewat kanal TV itu.

Akan tetapi, kata Zakir, pemerintah India tampaknya tidak senang melihat perkembangan tersebut. Mereka lantas menciptakan kebohongan publik untuk menghambat kegiatan dakwahnya. Salah satunya adalah dengan membuat tudingan negatif terhadap dirinya.

"Mereka (pemerintah India) memang tidak pernah secara langsung melarang saya menyampaikan dakwah. Tapi mereka membohongi masyarakat dengan menuduh saya proteroris dan sebagainya," katanya.

Dia mengungkapkan, populasi Muslim di India terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Menurut perkiraannya, jumlah pemeluk Islam di negara itu saat ini mencapai 18 persen dari total 1,4 miliar penduduk India. "Itu artinya, populasi Muslim India sudah melebihi populasi Muslim di Indonesia. Namun, pemerintah India tidak mau mengakui data tersebut," kata Zakir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement