REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Lebih dari 61 paersen warga Perancis mengatakan, Islam tidak kompatibel dengan masyarakat Perancis. Jumlah ini, melonjok delapan poin di bandung tahun 2015 lalu.
Dilansir dari dailycaller,com, Kamis (29/3), sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Global Research Company Ipsos menyebutkan, 61 persen warga Perancis mengatakan Islam tidak kompatibel dengan kehidupannya. Sedangkan yang mengatakan Yahudi tidak kompatibel hanya 17 persen, dan hanya enam persen yang percaya Katolik tidak sesuai dengan masyarakat Perancis.
Jajak pendapat ini juga menemukan bahwa 77 persen orang Perancis ingin burkini dilarang dan 79 persen ingin jilbab dilarang di universitas.
Menyikapi hasil survei ini, calon presiden sayap kanan Perancis Marine Le Pen telah mencoba untuk memanfaatkan meningkatnya senitimen anti-Islam di antara orang-orang Perancis. Ia melancarkan kampanye publik dengan mengedepankan globalisasi dan fundamentalisme Islam.
Islam adalah agama kedua yang paling banyak dianut di Perancis setelah Kristen. Jumlah umat Islam diperkirakan persen persen dari populasi nasional. Jumlah mMslim di Perancis merupakan jumlah terbesar di Eropa Barat.
Mayoritas Muslim di Perancis adalah Sunni dan merupakan imigran. Kedatangan gelombang pertama imigran Muslim bertepatan dengan perubahan kondisi hidup Paris. Migrasi dari negara-negara Muslim seperti Aljazair datag ke Perancis di akhir abad ke-19. Dan hanya sekitar 100 ribu warga asli Perancis yang memutuskan menjadi Muslim.