REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada 120 pondok pesantren (ponpes) di wilayah DKI Jakarta. Namun hampir 75 persen santrinya belum mendapatkan Kartu Jakarta Pintar (KJP).
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Djan Faridz mengatakan para santri yang tinggal dipesantren akan mendapatkan KJP apabila Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat terpilih dalam ajang pemilihan gubernur (pilgub) DKI Jakarta 2017.
"Dengan mendatangi pondok pesantren, saya ingin menyampaikan bahwa hak siswa bisa didapatkan," ujarnya, Rabu (29/3).
Djan menyebut selama ini ia kerap menyambangi ponpes untuk menyampaikan perihal KJP yang merupakan hak seluruh siswa di Jakarta, termasuk para santri. "Calon gubernur yang diusung PPP bisa mewujudkan hal tersebut," ujar Djan.
Menurut dia, Ahok-Djarot berkomitmen memakmurkan ponpes. Selain meminta hak santri, Djan juga akan meminta kesetaraan ponpes dengan sekolah negeri lainnya. Dengan kesetaraan ini, nantinya ponpes akan mendapatkan fasilitas sama dan akan mengalami perbaikan gedung.
Dengan kesamaan status ponpes, kata Djan, nantinya juga akan berimbas dengan peningkatan kesejahteraan pengajar. Nantinya guru juga akan mendapatkan hak yang sama dengan guru-guru lain.
"Kalau mereka disamakan, artinya gaji guru naik juga. Alhamdulillah, semua akan menjadi berkah," kata dia.
Hari ini, Djan mengangkat 200 anak yatim sebagai anak asuh saat menghadiri acara silaturahmi dengan para tokoh dan ulama se-Jakarta Timur. Djan bersama Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jakarta Timur H Sodri membagikan bingkisan kepada anak yatim di Ponpes Sya'airullah Jakarta Timur di Jatibening.
"Selain memberikan bantuan saya juga mengangkat 200 anak yatim sebagai anak. Ini bentuk kepedulian saya sebagai sesama Muslim pada anak-anak kita," ujarnya.