Senin 27 Mar 2017 22:00 WIB

Masih Sedikit Masjid yang Bisa Mandiri

Masjid (ilustrasi)
Foto: EPA/Mohammed Saber
Masjid (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al Saud dibuat terkejut setelah mengetahui jumlah masjid di Indonesia yang mencapai 800 ribu masjid. Itu disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla setelah melepas Raja Salman di Bandara Halim Perdana Kusuma yang akan berlibur ke Bali, Sabtu (4/3).

Banyaknya jumlah masjid tidak sebanding dengan pemberdayaannya secara ekonomi. Masjid masih lebih fokus digunakan untuk kegiatan keagamaan saja. Sekretaris Jenderal Dewan Masjid Indonesia (DMI), Imam Addaruqutni mengakui, masih sedikit masjid di Indonesia yang bisa mandiri.

Hanya beberapa masjid yang mampu menggerakkan ekonomi berbasis masjid seperti membentuk holding company. Menurut Imam, sudah saatnya masjid juga berpikir untuk mengembangkan ekonomi berbasis masjid dan tidak hanya fokus kepada kegiataan kegamaan semata. "Kalau seperti punya lapangan usaha itu yang harus kita lakukan sekarang sebenarnya," ujarnya.

Imam mengakui,  DMI saat ini sedang mengarahkan agar masjid memiliki kemandirian dalam pemberdayaan ekonomi. Usaha tersebut sudah dimulai di Jakarta dengan memberikan bantuan modal Rp 10 juta bagi jamaah yang berminat mengembangkan usaha mikro. Program tersebut  merupakan percobaan yang dilakukan DMI untuk selanjutnya diterapkan di masjid seluruh Indonesia. Menurut Imam, hasil dari percobaan tersebut cukup berhasil. Sebab, dari modal bergilir yang diberikan, penerima mampu mengembalikan pinjaman tersebut.

Jumlah masjid yang mencapai 800 ribu, diakuinya sebagai potensi ekonomi yang sangat besar. Sebab itu, Imam menegaskan, DMI menginginkan masjid bisa makmur sehingga turut mampu memberikan kesejahteraan kepada masyarakat dan turut berkontribusi mengatasi kemiskinan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement