REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wakil Rektor Universitas Darussalam (Unida) Gontor, Hamid Fahmy Zarkasyi, menegaskan pihaknya dan kalangan pesantren umumnya selalu siap berkontribusi demi perbaikan moral bangsa. Hal itu menanggapi harapan Menteri Komunikasi dan Informatika terkait peningkatan peran pesantren untuk mengisi media sosial dengan konten-konten positif.
Namun, lanjut Ustaz Hamid Fahmy Zarkasyi, persoalannya saat ini adalah begitu banyak konten-konten yang mendiskreditkan Islam atau Pancasila di dunia maya. Untuk itu, perlu cara yang cerdas untuk menangkal ideologi anti-NKRI dan Islamofobia yang tersebar melalui internet.
“Kalau hal-hal yang negatif ini tak ditanggapi secara cerdas, kita tak bisa positif-positif terus. Dalam arti, kini sudah merupakan perang opini. Kalau diminta positif-positif dalam arti datar-datar saja atau tidak memerangi, itu kontraproduktif menurut saya,” kata Ustaz Hamid Fahmy Zakrasyi saat dihubungi, Ahad (26/3).
Bangsa Indonesia dan umat Islam saat ini tak terhindar dari perang pemikiran (ghazwul fikri). Ustaz Hamid menegaskan, bagi umat Islam membela dan mempertahankan kebenaran itu penting adanya. Menurutnya, salah satu yang mesti dilawan adalah arus liberalisme dan sekularisme ke dalam umat Islam atau bangsa Indonesia pada umumnya.
“Banyak orang berpikiran sekular, liberal, bahkan banyak viral-viral di internet yang bunyinya agak ateis. Terhadap ini, kalangan pesantren tak bisa tinggal diam,” ucap direktur Institute for the Study of Islamic Thought and Civilization (INSISTS) ini.
Ada beragam cara kalangan pesantren untuk ikut menangkal arus ideologi yang membahayakan NKRI dan Islam. Di antaranya, sebut Ustaz Hamid, adalah dengan membalas (counter) atau membuat viral berita-berita yang mengungkapkan bahaya ideologi anti-NKRI dan Islamofobia.
“Ini (internet) sudah merupakan satu dunia di mana orang bebas berbicara, juga bebas meng-counter pembicaraan orang yang tidak betul. Sekarang sebaiknya pemerintah mengontrol ideologi-ideologi yang kontraproduktif terhadap NKRI. Itu yang harus dilakukan pemerintah sekarang ini,” tegas dia.
Putra kesembilan KH Imam Zarkasyi, pendiri Pondok Pesantren Modern Gontor, ini mencontohkan beberapa tampilan ideologi anti-Pancasila. Misalnya, gambar-gambar sempat marak di internet yang menampilkan komunisme. Bagi dia, kalangan pesantren perlu mewaspadai persebaran tampilan-tampilan seperti ini.