REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--- Seiring dengan meningkatnya kesalahpahaman tentang Islam dan insiden kejahatan kebencian di Amerika Serikat, penerbit buku Islam harus bekerja keras untuk menyebarkan pesan Islam sesungguhnya melalui buku yang mereka terbitkan.
Penerbit buku mengakui bahwa saat ini banyak pihak yang mulai kritis terhadap agama. Khususnya mereka yang memiliki pendidikan tinggi. Untuk itu keberadaan buku Islam, Al-Quran, buku anak-anak muslim sangat dibutuhkan bagi pembaca.
“Meskipun ada nuansa bisnis dalam industri penerbitan Muslim namun salah satu tujuan bersama antara penerbit jelas yakni untuk menyediakan sumber daya yang secara akurat mewakili keyakinan dan pengalaman masyarakat yang berbeda, termasuk pengalaman Muslim di AS dan muslim seluruh dunia,” ujar perwakilan Publisher’s Weekly seperti dilansir dari huffingtonpost.com, Jumat (23/3).
Penerbit lainnya, Comma Press berjanji hanya akan menerbitkan buku-buku dari penulis yang berasal dari negara-negara yang terkena dampak perintah eksekutif presiden Donald Trump. Hal ini diperlukan agar warga AS mengetahui fakta sebenarnya tentang muslim di negara-negara tersebut.
Bukan hanya penerbit, perpustakaan juga melakukan bagian mereka untuk memberikan informasi yang akurat tentang Islam. American Library Association melakukan kampanye yang bertajuk #LibrariesRespond. Pihak perpustakaan memberikan informasi terkait insiden kejahatan kebencian yang terjadi.
Berdasarkan data dari Southern Poverty Law Center , sebuah organisasi yang fokus pada kejahatan kebencian dan mempromosikan toleransi, saat ini terdapat 101 kelompok anti-Muslim di Amerika. Kejahatan kebencian anti-Muslim meningkat 67 persen dari tahun sebelumnya.