Jumat 24 Mar 2017 10:00 WIB

Siapakah Sosok Turhan Hatice?

Topkapi Palace
Foto: Tripadvisor
Topkapi Palace

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Natalia Yakovenko melalui karyanya, Essays on History on Ukraine, mengungkapkan sebelum menyandang nama Turhan Hatice, perempuan ini bernama Nadya. Turhan lahir di Ukraina pada 1628. Turhan tertangkap oleh pasukan Tatar dalam sebuah penyerangan dan dijadikan sebagai seorang budak.

Saat usianya 12 tahun, ia dikirim ke Istana Topkapi sebagai hadiah untuk Kosem Sultan, ibu dari Sultan Ibrahim. Tak lama kemudian, Ibrahim memutuskan menjadikan Turhan sebagai istrinya. Pada 2 Januari 1642, Turhan melahirkan seorang anak laki-laki yang kelak menjelma sebagai Sultan Mehmed IV.

Pada 1648, Ibrahim turun takhta. Posisinya digantikan oleh putranya, Mehmed IV yang kala itu masih kecil. Mestinya, gelar Valide Sultan jatuh ke tangan Turhan. Namun, saat itu ia dianggap masih muda dan belum berpengalaman. Dengan alasan itu, Kosem Sultan kembali ditetapkan menjadi Valide Sultan.

Jabatan ini melahirkan persaingan antara Turhan dan Kosem Sultan. Turhan menuai dukungan dari para kasim dan menteri besar. Sedangkan Kosem Sultan disokong oleh para elite pasukan Turki. Meski Kosem dianggap lebih baik, tetapi saat itu masyarakat tak terlalu suka pengaruh elite militer.

Semula Kosem ingin menggantikan Mehmed IV dengan menempatkan cucu laki-laki lainnya untuk menjalankan pemerintahan. Rencana itu gagal dan tak lama kemudian Kosem meninggal dunia. Lalu, Turhan mengisi kekosongan posisi Valide Sultan yang ditinggalkan Kosem.

Menurut Leslie P Peirce, dengan jabatan yang disandangnya, Turhan mendampingi Mehmed IV dan menyampaikan pertimbangan dalam menentukan berbagai kebijakan politik. Pengalamannya yang belum banyak mengenai jabatan Valide Sultan, tak menghalangi Turhan menjalankan tugasnya dengan baik.

Dia menghimpun pandangan dari pejabat-pejabat istana, mengolahnya, dan mengemasnya sebagai masukan untuk sang sultan. Namun, kondisi di lapangan melemahkannya. Paling tidak ada dua faktor yang membuat Turhan akhirnya menyerahkan jabatannya kepada orang lain.

Faktor pertama adalah peperangan dengan pasukan Turki Usmani dan pasukan Venesia, memperebutkan Pulau Kreta. Selain itu, terjadi krisis keuangan yang diakibatkan oleh besarnya dana yang harus dikeluarkan untuk membiayai perang. Menteri besar yang lemah kian memperlemah Turhan sebagai Valide Sultan.

 

Dan akhirnya, Turhan memutuskan memberikan keleluasaan politik pada Mehmed Pasha yang merupakan menteri besar baru. Seperti diketahui, Turhan tetap berkiprah dengan serangkaian proyek pembangunan. Ajal menjemput Turhan pada 1683. Ia dikebumikan di makam di kompleks Yeni Camii. Makamnya di samping Mehmed IV dan pendahulunya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement