REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama (LP Maarif NU) ingin menularkan pendidikan rumah anak kepada lembaga pendidikan lainnya, sehingga siswa dapat terhindar dari kasus kekerasan di sekolah, baik kekerasan seksual, fisik, maupun verbal.
“Maarif ingin menularkan pendidikan yang ramah anak ini kepada seluruh komponen pendidikan di di Indonesia,” ujar Ketua LP Maarif NU, Z Arifin Junaidi saat ditemui dalam acara bimbingan teknis tentang perlindungan keprofesian bagi guru pendidikan menengah yang digelar Kemendikbud dan LP Maarif di Hotel Maharani, Jakarta Selatan, Kamis (23/3).
Arifin menuturkan, selam ini LP Maarif memang sudah melaksanakan pendidikan ramah anak di lingkungan LP Maarfi. Ke depannya, kata dia, pihaknya masih akan terus meningkatkan lagi dengan memberikan fasilitas yang memadai bagi sekolah.
Dengan pendidikan ramah anak yang diterapkan di madrasah, kata dia, sangat jarang kasus kekerasan yang terjadi di sekolah-sekolah yang berada dibawah naungan LP Maarif. Sementara, di sekolah-sekolah umum masalah kekerasan terus terjadi peningkatan.
“Di Maarif itu paling rendah tingkat kekerasan terhadap murid. Seperti penyalahgunaan narkoba juga Alhamdulillah tidak ad. Kemudia pelanggaran norma sosial, tindakan asusila juga tidak ada peningkatan,” ucapnya.
Menurut dia, pernyataannya tersebut bukanlah suatu klaim. Namun, ia menyatakan demikian berdasarkan data dari kepolisian, KPAI,dn Kemensos. Kata dia, sampai saat ini sangat jarang didapatkan kasus-kasus tersebut di lingkungan LP Maarif.
Ia menegaskan, LP Maarif tidak ingin memikirkan diri sendiri. Karena itu, LP Maarfi juga merasa bertanggung jawab untuk menularkan pendidikan ramah anak itu ke lembaga pendidikan lainnya. Dengan harapan, pendidikan di Indonesia dapat berlangsung dengan baik.
“Yang namanya penidikan itu adalah menyiapkan anak baik dari fisiknya, keterampilannya, inteletualitasnya maupun rohnya atau pun karakternya. Jadi ini harus melekat pada setiapa pengajaran yang dilakakan,” kata dia.