Rabu 22 Mar 2017 21:26 WIB

Muslimah Inggris Ini Maafkan Pria yang Tarik Niqabnya

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Budi Raharjo
Muslimah Inggris (ilustrasi)
Foto: AP
Muslimah Inggris (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Seorang Muslimah yang memaafkan seorang pria yang menarik niqabnya karena kebencian. Muslimah itu bahkan meminta pelaku dibebaskan dari ancaman penjara.

Muslimah berusia 39 tahun yang tak mau diungkap identitasnya ini meminta pelaku yang bernama Peter Scotter (55 tahun) untuk dibebaskan dari ancaman penjara setelah Muslimah tersebut mengetahui Scotter divonis kanker.

''Saya tak tahu pria itu memiliki kanker. Saya tak mau dia dipenjara,'' kata Muslimah itu seperti dikutip Mirror.co.uk, Selasa (21/3).

Ia juga berharap para juri mempertimbangkan faktor itu saat persidangan. Muslimah itu mengaku tak tahu mengapa pria itu melakukan hal yang tak sopan itu padanya. ''Hal itu membuat saya takut. Tapi saya tak mau balas dendam,'' kata Muslimah tersebut.

Ia mengaku tak lagi merasa tenang saat keluar rumah dan tak lagi keluar rumah sesering sebelum kejadian itu. Ia secara sadar memilih menggunakan niqab. Karena itu ia harap orang lain bisa menghormati pilihannya.

Muslimah itu mengaku tak ingin Scotter lebih menderita dan ingin agar Scotter bisa menjalani hidup dengan bebas, damai, dan toleran. Ia berharap kejadian ini jadi pelajaran bagi mereka yang tak suka dengan Muslim sehingga berhenti membenci dan mengganggu orang Islam.

Muslimah yang bermigrasi dari Bangladesh ke Sunderland, Inggris, 30 tahun lalu itu diserang di The Bridge pada Juli lalu setelah referendum Uni Eropa berlangsung. Scotter tiba-tiba menarik niqab sedemikian hingga Muslimah tersebut tersungkur.

Seorang saksi yang berada di lokasi sempat mendengar Scotter meneriaki Muslimah itu dengan kata-kata kasar. Saat itu Muslimah tersebut tengah bersama putranya yang berusia sembilan tahun. Scotter yang memiliki kanker di bawah lidah membutuhkan operasi. Scotter sendiri mengakui perbuatannya.

Pengadilan New­­castle akan memutusan sidang kasus ini pada 2 Mei mendatang. Scotter dituntut dengan tuduhan kekerasan fisik dan tindakan rasis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement