Jumat 17 Mar 2017 07:30 WIB

Hasyim Muzadi Ulama yang Langka

Rep: Ali Mansur/ Red: Andi Nur Aminah
KH Hasyim Muzadi
Foto: Antara/Syaiful Arif
KH Hasyim Muzadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Romahurmuziy mengatakan saat ini Indonesia khususnya warga Nadhlatul Ulama (NU) kehilangan sosok Kiai Hasyim Muzadi. Di mata Romi, demikian dia akrab disapa, Hasyim merupakan salah satu ulama yang lengkap pengalamannya, dalam ilmunya, santun tutur-bahasanya, teguh pendiriannya, luas pergaulannya, diterima seluruh umat lintas agama. Tak hanya itu, Romi menyebut Hasyim Muzadi juga adalah ulama yang langka.

Dia mengatakan, mantan ketua Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) itu bukan hanya menekuni ilmu agama, tapi juga mempraktikkannya dalam aktivitas organisasi, berbangsa, dan bernegara. Masih kata Romi, almarhum adalah  seorang kiai yang alim, organisator ulung, orator hebat, politisi yang konsisten sekaligus negarawan sejati. 

“Itulah kesan yang saya rasakan sebagai orang yang merasa sangat beruntung berkali-kali menimba ilmu,” puji Romi, dalam pernyataan tertulisnya, Jakarta, Kamis (16/3). 

Selain itu, dia menyebut Kiai Hasyim tak pernah marah-marah kepada siapapun. Beliau teguh dalam memegang prinsip, namun halus dalam penyampaian. 

Satu hal yang dikenang Romi adalah, setiap beliau selesai berpidato, tak pernah absen bertanya kepada orang-orang sekeliling beliau, termasuk dirinya. “Bagaimana tadi pidato saya, lumayan, lebih dari lumayan, atau kurang dari lumayan?". Pertanyaan tersebut, sekaligus cermin kerendah hati beliau kepada siapapun,” tambahnya.

Romi juga memiliki kenangan tersendiri dengan almarhum, Hasyim Muzadi. Pada 2007, selepas Pilkada Jawa Timur, satu-satunya dalam sejarah Pilkada langsung yang berjalan tiga putaran. Ketika itu, Romi bersama beberapa rekan Nahdliyyin duduk santai bersama almarhum di kediamannya di jalan Cengger Ayam, Malang. Romi bertanya kepada almarhum, kenapa pihaknya kalah saat mengusung Gubernur NU, padahal Jawa Timur merupakan basisnya NU. 

Sebagai catatan, saat itu PPP satu-satunya Partai Politik (Parpol)parlemen mengusung Khofifah sebagai Cagub Jawa Timur, bersama 16 parpol non parlemen.  Romi juga bertanya, apakah warga NU dan para santri sudah tidak taat kepada para kiainya. “Jawaban kiai Hasyim enteng, Rom, dulu santri-santri NU itu kaya saya. Sekarang, santri-santri NU itu kaya kamu-kamu,” tutur Romi. 

Meski disampaikan sambil terkekeh, Romi merasakan jawaban itu menandai keprihatinan kiai Hasyim atas dekadensi moral dan tradisi ketaatan yang khas dimiliki warga NU.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement