REPUBLIKA.CO.ID, ONTARIO -- Para pemimpin Muslim di Hamilton, Ontario Kanada membantu anak-anak di bawah usia 10 tahun yang mengalami trauma akibat insiden Islamofobia yang terjadi di Kanada baru-baru ini. Pasalnya, anak-anak menemukan kesulitan dalam memahami berbaga jenis kasus yang terjadi.
"Mereka mempertanyakan mengapa hal tersebut terjadi padaku dan muslim lainnya,” ujar Sekretaris Asosiasi Muslim Hamilton, Affaf Ahtisham seperti dilansir dailycaller.com (13/3).
Sementara itu, aktivis komunitas muslim, Kamran Bhatti mengatakan, efek dari insiden kejahatan kebencian yang terjadi di Kanada dirasakan langsung oleh komunitas Muslim lokal. Adapun untuk anak- anak di bawah usia 10 tahun belum terlalu merasakan dampak tersebut.
Namun bagi anak-anak sekolah dasar insiden kejahatan kebencian yang menargetkan muslim memperngaruhi mereka. Mereka juga menjadi korban rasisme maupun xenophobia.
Imam lokal yang merupakan pemimpin Masjid Hamilton Sayed Tora mengatakan, tragedi penembakan Muslim di Kota Quebec mempengaruhi putrinya yang berusia 12 tahun. Menurut Tora, putrinya tidak percaya bahwa tindakan kekerasan yang menargetkan muslim terjadi di Kanada.
“Untuk jangka panjang anak-anak pasti akan merasa ketakutan dan kecemasan. Sehingga hal ini harus segera diatasi,” ujar Sayed Tora.
Diberitakan sebelumnya, insiden kejahatan kebencian yang menargetkan muslim terus terjadi di Kanada akibat retorika presiden AS Donald Trump. Pada bulan Januari lalu, enam orang muslim tewas saat terjadi penembakan di masjid Kota Quebec . Selain itu, Universitas Kanada juga menerima ancaman bom yang menargetkan siswa Muslim.