REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- World Zakat Forum (WZF) yang diselenggarakan di Hotel Sari Pan Pacific Jakarta pada 14-16 Maret 2017 diharapkan, menjadi momentum bagi para penggiat dan pelaku zakat untuk menambah semangat dan optimisme. Apalagi, dipilihnya Indonesia menjadi tuan rumah WZF 2017, juga memiliki makna sendiri bagi penggiat dan pelaku zakat di Indonesia.
"Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) mendukung acara-acara seperti ini (WZF)," kata Direktur Utama IZI, Wildhan Dewayana kepada Republika.co.id, Senin (13/3).
Wildhan mengatakan, terselenggaranya WZF menunjukan adanya proses konsolidasi dan sinergi antara para penggiat serta pelaku zakat yang ada di dunia. Mudah-mudahan, kata dia, Indonesia dianggap sebagai salah satu kiblat pengelolaan zakat dunia. Artinya, WZF 2017 merupakan momentum yang penting untuk menambah semangat dan optimisme para penggiat zakat.
"Khususnya penggiat zakat yang ada di Indonesia agar lebih bisa berkiprah lebih banyak dan memberikan kontribusi lebih besar bagi perkembangan zakat," ujarnya.
Tema WZF 2017 adalah "Peran Zakat sebagai Instrumen Global Pengentasan Kemiskinan." Menurut Wildhan, isu yang paling krusial saat ini adalah kemiskinan. Lembaga-lembaga zakat juga sedang fokus pada Sustainable Development Goals (SDGs).
Dikatakan dia, zakat merupakan salah satu instrumen yang bisa dimanfaatkan untuk mengatasi masalah kemiskinan. Jadi, tema WZF 2017 memang sudah sangat baik. "Tinggal bagaimana semua pihak menemukan cara yang paling efektif untuk bersinergi antara para pelaku dan penggiat zakat," jelasnya.
Sehingga, para penggiat dan pelaku zakat bisa betul-betul bersinergi untuk mensukseskan program pengentasan kemiskinan. Sebab, salah satu agenda terbesar lembaga-lembaga zakat adalah pengurangan kemiskinan yang ada di dunia.