Sabtu 04 Mar 2017 08:02 WIB

Perenang Muslim Inggris Boleh Gunakan Baju Tertutup di Perlombaan

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
Burkini atau baju renang Muslim
Foto: dailymail
Burkini atau baju renang Muslim

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perlombaan renang amatir akan mengizinkan pemakaian baju renang tertutup untuk pertama kalinya. Ini sebagai bagian perubahan peraturan demi mendorong lebih banyak Muslimah mengambil bagian di dalam olahraga.

Dilansir dari The Telegraph, Sabtu (4/3), Asosisi Renang Amatir (ASA) menegaskan peraturan baju renang itu telah memungkinkan perempuan untuk mengenakan baju renang tertutup yang longgar. Keputusan itu sendiri merupakan permintaan dari Muslim Women Sport Foundation.

Sampai saat ini, baju renang tertutup sendiri masih dilarang di Olimpiade, karena dinilai akan merampingkan bentuk tubuh dan miliki karakteristik meningkatkan kinerja. Terutama di Inggris, kompetisi amatir juga belum memperbolehkan jika tanpa keputusan wasit.

Foto-foto yang diluncurkan memberi penjelasan kalau yang diizinkan merupakan baju renang tertutup yang longgar, bukan seperti yang dikhawatirkan. Selain itu, mereka harus lapor terlebih dulu kepada wasit untuk diperiksa, sebelum mereka turun ke air.

Setelah wasit diberi tahu tentang perenang yang ingin mengenakan pakaian (tertutup), tidak ada alasan bagi wasit untuk menanyakan perenang lebih lanjut. ASA bertekad untuk memungkinkan atlet renang dapat mengenakan apa yang sesuai keinginan mereka.

"Ini adalah langkah yang sangat positif untuk kompetisi renang di Inggris, dan salah satu yang kami harap akan mendorong lebih banyak orang untuk mengambil bagian," kata Ketua ASA Chris Bostock.

Ia menambahkan, ASA berniat mendorong semua orang mencapai potensi masing-masing, mewakili klub untuk berkomptesi secara nasional yang dirasa sangat istimewa. Menurut Bostock, perubahan aturan-aturan ini diharapkan mendorong generasi baru perenang.

Sementara, Rimi Akhtar dari Muslim Women Sport Foundation menilai, partisipasi perempuan Muslim di dunia renang meningkat pesat. Maka itu, perubahan peraturan dirasa sangat penting bagi mereka untuk beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan akses olahraga.

"Kami berterima kasih kepada AS untuk kempemimpinan mereka, kami berharap dapat terus bekerjasama untuk memastikan putusan ini akan diadopsi di tingkat elit, baik nasional maupun intenasional," ujar Akhtar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement