REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Presiden Joko Widodo dan Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud menggelar pertemuan dengan 28 tokoh lintas agama. Pertemuan yang diprakarsai Pemerintah Indonesia ini digelar di ruang pertemuan Hotel Raffles, Jakarta.
Dalam kesempatan itu, Presiden Joko Widodo memperkenalkan para tokoh lintas agama yang hadir kepada Khadimul Haramain (Penjaga Dua Kota Suci). Menurut dia, semua yang hadir merupakan representasi dari kemajemukan yang ada di Indonesia.
"Yang Mulia Sri Baginda Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud, hadir dalam pertemuan kali ini wakil dari agama Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Kehadiran beliau-beliau semuanya merupakan representasi perwakilan dari kemajemukan yang ada di Indonesia," ujar Presiden sebagaimana tertuang dalam rilis Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Jumat (03/03).
Para pemimpin agama ini merupakan teladan bagi umatnya dalam mengembangkan semangat toleransi dan sikap saling menghormati, yang sangat penting dalam hubungan antarumat beragama di Indonesia. Hal ini merupakan aset bangsa Indonesia, aset negara Indonesia, yang sangat berharga dalam berkontribusi bagi perdamaian, utamanya perdamaian dunia.
"Bagi kami, umat Katolik, perjumpaan ini merupakan suatu peristiwa yang sangat simbolik. Merupakan bagian bagi sejarah bangsa Indonesia Negara Kesatuan Republik Indonesia. Peristiwa ini mengingatkan saya kepada beberapa tonggak sejarah bangsa Indonesia ini, mulai dari kebangkitan nasional tahun 1908, disusul dengan Sumpah Pemuda tahun 1928, dan proklamasi kemerdekaan Indonesia tahun 1945 dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945," kata Ignatius Suharyo, tokoh agama Katolik.
Sementara itu, Suhadi Sanjaya yang mewakili umat Buddha menyampaikan harapannya akan perdamaian dunia. Dirinya berharap kepada Raja Salman dengan segala kebijakannya untuk turut aktif menciptakan perdamaian dan kebahagiaan bagi seluruh umat manusia.
"Tentu harapan kami kepada Sri Baginda dengan segala kebijakan dan kewibawaannya bisa menciptakan perdamaian di dunia dan kebahagiaan bagi seluruh umat manusia. Semoga Sri Baginda selalu dibekali dengan kesehatan dan panjang umur," kata Suhadi.
Kesempatan untuk bertemu dengan Raja Salman dan Presiden Joko Widodo beserta para pemuka agama lainnya amat disyukuri oleh Uung Sendana yang mewakili Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin). Dia berharap agar pertemuan serupa dapat kembali dilakukan di masa mendatang.
"Inisiatif pertemuan semacam ini dari Yang Mulia, dengan dukungan dari pemerintah Indonesia, sungguh menyentuh hati kami semua. Semoga ini bisa menyebar dan menginspirasi semua orang. Sehingga bukan saja hubungan Arab Saudi-Indonesia menjadi semakin erat, tetapi juga hubungan antaragama menjadi lebih erat pula," kata Uung.
Adapun perwakilan dari agama Hindu, Wisnu Bata Tenaya, mempersembahkan sesanti dari Kitab Sutasoma yang ditulis oleh Empu Tantular kepada Raja Salman. Ia menegaskan, dalam Kitab tersebut tertulis kalimat Bhinneka Tunggal Ika yang mempertegas kerukunan dan harmonisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tidak hanya Indonesia melainkan dunia.
Yang mulia Raja Salman dan Presiden Joko Widodo, izinkan kami dari umat Hindu Indonesia turut menyampaikan salam baik kami. Sebenarnya dasar satu kesatuan yang ingin dicapai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, keharmonisan seperti ini yang ingin kita terus terapkan untuk berbangsa yang lebih baik, menuju dunia damai, sejahtera dan bahagia. Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa memberikan petunjuk dan jalan yang terbaik untuk membangun kerja sama antar kedua negara," kata Wisnu.
Hanriette yang mewakili umat Protestan juga menyampaikan pandangannya. Ia berharap, agar kerja sama yang terjalin antara Arab Saudi dan Indonesia dapat menjadi semakin erat dan bersama-sama dengan negara lainnya menciptakan peradaban yang saling menghargai sesama manusia.
Adapun Azyumardi Azra, yang mewakili umat Islam, menyambut baik ajakan Raja Salman untuk memerangi radikalisme dan ekstremisme. Hal tersebut tentunya dapat tercapai dengan dukungan stabilitas ekonomi dan politik Indonesia.
"Indonesia beruntung bisa memiliki stabilitas ekonomi dan politik sehingga dengan demikian bisa memajukan kehidupan bangsa dan negara. Karena itulah Indonesia bersama dengan Arab Saudi menyambut baik imbauan dari Raja Salman agar kerja sama di antara kedua negara ini dalam menghadapi radikalisme dan terorisme senantiasa diperkuat," ucapnya.
Sebelumnya, Raja Salman menyampaikan apresiasi atas kerukunan antarumat beragama di Indonesia. Raja juga berharap agar setiap warga negara dapat memegang teguh nilai-nilai toleransi di masyarakat.
Raja Salman juga mendorong seluruh pihak untuk aktif menjaga perdamaian. Oleh karena itu, segala bentuk radikalisme dan ekstremisme yang makin menggejala disebutnya sangat penting untuk ditanggulangi. "Semua agama berusaha untuk menjaga hak-hak manusia dan kebahagiaan mereka. Karenanya penting untuk memerangi radikalisme dan ekstremisme yang ada," katanya.