Jumat 03 Mar 2017 18:10 WIB

Waspadai Godaan Semu Popularitas

Rep: Nashih Nasrullah/ Red: Agung Sasongko
Popularitas adalah bagian dari ujian nikmat (Ilustrasi)
Foto: REPUBLIKA
Popularitas adalah bagian dari ujian nikmat (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hidup terkenal, dipuji banyak orang, dan selalu menjadi sorotan publik selintas tampak mengasyikkan. Orang kerap mencari, bahkan tak jarang berebut panggung ketenaran. Entah agar masyarakat me ngenal sebagai seorang politikus, artis, atau tak terkecuali tokoh agama. Popularitas terkadang berkelindan de ngan gelimang harta.

Popularitas serupa yang konon, kata Syekh Dr Umar bin Abdullah al-Muqbil dalam makalahnya asy- Syuhrah Bain at-Thalab wa al-Harab, sangat dihindari oleh generasi salaf. Mereka sadar betul akan dampak dari berburu popularitas. Semakin ketenaran menerpa seseorang, saat itu pula beban di hatinya kian bertambah. Ini tentunya akan berpotensi mengikis keikhlasan di hatinya.

Godaan semu popularitas ini tentu nya patut diwaspadai siapa pun. Terutama, kalangan para ulama dan cendekiawan Muslim. Cobaan itu bisa meninabobokan siapa pun. Beragam jenis orang akan menghampiri, apa pun motifnya.

Namun, kala bunga tak lagi semerbak, ribuan kumbang itu bergegas meninggalkan. Tak ada perkawanan abadi yang dibangun atas dasar popularitas. Nyaris berpijak di atas kepentingan, aji mumpung. “Tak ada ketulusan bagi hamba yang mencintai popularitas,” kata Ibrahim bin Adham, seorang alim dari generasi salaf.

Adalah Imam Ahmad bin Hanbal. Tokoh alim pencetus mazhab Hanbali itu, seperti dikisahkan merupakan fi gur alim yang selalu berupaya menghindari popularitas. Ia bahkan mengatakan, sengaja tinggal di pedalaman Makkah agar orang tak mengetahui keberadaanya.

Dalam titik nadir, ia bahkan berseloroh mengharapkan kematian, entah pagi atau sore hari. “Saya benarbenar diuji dengan popularitas,” ucap Imam Ahmad. Namun demikian, ini bukan berarti ia mangkir dari tugas dakwahnya untuk tetap berbagi ilmu dan melakukan amar makruf nahi mungkar.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement