REPUBLIKA.CO.ID, Raja Arab Saudi, Salman Abdulaziz Al-Saud menerima gelar Doktor Kehormatan dari Universitas Malaya, Senin (27/2). Penghargaan ini diberikan sebagai apresiasi atas kontribusi Raja Salman dalam memastikan kebaikan universal.
Gelar kehormatan diberikan oleh Kanselir UM, Sultan Perak Sultan Nazrin Shah dalam sebuah upacara pertemuan khusus di Dewan Tunku Canselor. UM merupakan universitas tertua di Malaysia sekaligus prestisius.
Wakil kanselir UM Prof Dr Mohd Amin Jalaluddin membacakan sitasi penganugrahan di depan para tamu undangan. "Penghargaan diberikan sebagai apresiasi pada kontribusi Yang Mulia, khususnya dalam perkembangan umat dan kemanusiaan universal," katanya.
Raja Salman juga dinilai sebagai pemimpin inovatif yang membawa kebaikan selama dua tahun pemerintahannya. Dalam sambutannya usai menerima gelar kehormatan, Raja Salman menyeru universitas dan pusat penelitian di negara-negara Islam untuk menghasilkan karya yang dapat berkontribusi terhadap perkembangan peradaban Islam.
Raja Salman menyebut, hal ini juga dapat menguntungkan negara-negara lain di dunia. "Dunia Islam menghadapi berbagai rintangan dalam bidang pengembangan teknis dan intelektual. Tantangan-tantangan ini tidak berbeda dari yang kita hadapi dalan aspek ekonomi dan politik," ujar Raja Salman dilansir dari New Strait Times.
Dilain pihak, Wakil Rektor Universitas Malaya, Dr Mohd Amin Jalaludin berharap, penganugerahan ini akan memperkuat hubungan antara Malaysia dan Arab Saudi. Baik dalam hal penelitian dan pertukaran staf akademik.
"Penganugerahan ini diharapkan membuka cakrawala baru dalam hubungan lama antara institusi lokal pendidikan tinggi dan Arab Saudi," kata Jalaludin.
Selain itu, penghargaan juga merupakan kesaksian terhadap iman dan kepercayaan Pemerintah Arab Saudi terhadap standar yang tinggi dari sektor pendidikan. Khususnya, di bidang kedokteran dalam berbagai keahlian spesialis di Arab Saudi.
Gelar kehormatan Doctor of Letters ini pernah diberikan kepada Shah Iran, Yang Mulia Muhammad Reza Pahlavi Shahan pada 1968 dan Mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela pada 1990.
Dalam perkembangan terbaru, Raja Salman menyeru umat Muslim untuk bersatu melawan terorisme dan ancaman dunia. Ia bertemu dengan sejumlah mufti Malaysia di St Regis Hotel pada Selasa (28/2) pagi.
Mufti Pahang, Dr Abdul Rahman Osman mengatakan pertemuan dengan Raja berlangsung singkat namun sangat berkesan.
"Raja Salman bicara sekitar dua menit, ia menyatakan harapannya pada semua Muslim untuk bersatu melawan terorisme," kata mufti Abdul pada New Strait Times.
Mufti Dr Perlis Mohd Asri Zainul Abidin mengatakan, Raja Salman menunjukkan kharismanya sebagai pemimpin Islam. Menurutnya, Malaysia dan Arab Saudi punya pandangan yang sama tentang persatuan Muslim.
Mufti Penang, Dr Wan Salim Wan Mohd Noor mengaku, merasa terhormat bisa berjabat tangan dengan Raja. Ia menyambut baik penguatan hubungan bilateral antara Malaysia dan Arab Saudi. "Raja berharap hubugan kedua negara akan terus kuat, ini jadi harapan kami juga, Saudi-Malaysia akan jadi teman baik," kata dia.
Dalam kesempatan lain, Raja Salman menyatakan pujian atas pendirian Malaysia untuk menjelaskan Islam yang sebenarnya dan memerangi terorisme. "Raja Salman berasa begitu senang hati dengan pendirian Malaysia atas isu-isu internasional khususnya melibatkan tindakan untuk menjelaskan Islam yang sebenarnya dan memerangi terorisme serta ISIS," kata Perdana Menteri Najib Razak di Putrajaya, Senin (27/2).
Najib mengatakan, pesan tersebut disampaikan Raja Arab Saudi ketika pertemuan empat mata di kediaman resmi Perdana Menteri di Seri Perdana di sela-sela lawatan empat hari Raja Salman ke Malaysia. Dia mengatakan, hubungan Malaysia-Arab Saudi senantiasa akrab.
Najib dan Raja Salman sepakat untuk memperkuat kerja sama untuk melawan terorisme. Najib mengatakan, hal itu sangat perlu dilakukan untuk meningkatkan keamanan. Ia dan Raja mendiskusikan sejumlah isu internasional dalam pertemuan bilateral. "Kedua negara sepakat mengambil langkah basmi terorisme harus diperkuat," kata Najib.
Raja Salman melawat ke Malaysia atas undangan Raja Malaysia Yang Dipertuan Agung Sultan Muhammad V. Najib mengatakan, Malaysia berasa begitu bangga dan berbesar hati menerima kedatangan Raja Salman dalam lawatan pertama ke Malaysia selepas naik takhta pada 2015.
"Saya telah mengakhiri perbincangan dua bangsa bersama Raja Salman, dan perbincangan itu sangat produktif dan mesra meliputi berbagai hal yang berkaitan hubungan dua bangsa dan isu-isu antarbangsa," katanya.
Menurut perdana menteri, kedua negara juga setuju meningkatkan kerja sama dalam aspek ketentaraan dan keselamatan dalam usaha memerangi terorisme. Secara prinsip, Najib berkata, kedua negara telah membuat keputusan dalam beberapa perkara termasuk berkaitan pertukaran aset yang perincian mengenainya akan diumumkan nanti.
Dikatakan Najib, Arab Saudi akan mendirikan King Salman Centre for Global Peace di Malaysia yang akan menjadi pusat menandingi narasi yang dikeluarkan oleh pihak-pihak radikal dan ektremis. Kedua pemimpin juga menandatangani empat MoU termasuk dalam bidang ilmu pengetahuan, pendidikan, kerja sama ekonomi, sumber daya manusia, dan media.